iMSPORT.TV – Sejak tragedi kanjuruhan pada 1 Oktober 2022, klub Liga 1 Indonesia, Arema FC mengalami masa-masa yang cukup sulit. Mulai dari salah satu investornya yang mengundurkan diri, kesulitan mencari homebase untuk bermain dan terakhir insiden perusakan kantor manajemen pada Minggu 29/1.
Hal-hal ini yang membuat manajemen tim, PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT. AABBI) mempertimbangkan opsi untuk membubarkan tim berjuluk Singo Edan ini.
“Tentu, kami merespons insiden ini. Direksi dan manajemen berkumpul, membicarakan langkah berikutnya seperti apa,” ucap Komisaris PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia ( PT. AABBI), Tatang Dwi Arfianto.
“Sebelumnya, kami memikirkan banyak masyarakat Malang yang hidup dari sepak bola, utamanya Arema FC, seperti UMKM, pedagang kaki lima sampai usaha kecil lainnya. Namun, jika dirasa Arema FC ini mengganggu kondusivitas, tentu ada pertimbangan tersendiri terkait eksistensinya atau seperti apa. Namun, kami tetap menyerahkan kepada banyak pihak,” jelasnya.
Baca Juga: Kongres PSSI Menuju Transformasi Sepak Bola Indonesia
Menurut Tatang, pasca insiden Kanjuruhan, Manajemen Arema sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memulihkan situasinya kembali normal.
“(Kami) membuka crisis center untuk membantu penanganan korban, menghadapi proses dan gugatan hukum baik pidana dan perdata serta menjaga eksistensi klub agar tetap menjalani kompetisi meskipun dengan berbagai sanksi dan denda dari federasi, memberikan layanan trauma healing, serta menjaga eksistensi klub agar tetap bertahan,” terang Tatang.
“Kami sangat memahami suasana duka yang berkepanjangan, kami akan terus berusaha dan berupaya agar situasi ini kembali normal,” terusnya
Hingga kini, Arema berada di posisi 9 klasemen BRI Liga 1 musim 2022/23 dengan koleksi 26 poin dari 19 pertandingan.
(fid)
Baca Juga: