Karate Kata Beladiri Yang Melestarikan Teknik Tradisional

Semua Yang Perlu Kamu Tahu Tentang Karate Kata - iMSPORT.TV

iMSPORT.TV – Karate Kata, cabang olahraga bela diri yang juga akan dipertandingkan dalam 14 cabang olahraga di Asian World Beach Games Bali, September 2023 mendatang.

Tapi, apa sih Karate Kata itu?

Kata dalam bahasa Jepang berarti “bentuk” dan tidak eksklusif untuk Karate atau seni bela diri, dan memiliki tempat penting dalam sejarah Karate, serta berbagai seni bela diri lainnya.
Elemen Kata, muncul dalam banyak jenis seni bela diri Jepang, termasuk teater (Kabuki) dan upacara minum teh (Chado).

11 Karate Photos Showcasing Explosive Olympic Talent

Asal Kata dalam seni bela diri.
Meskipun menjadi bagian besar dari seni bela diri dan budaya Jepang, Kata akarnya kembali ke master Kung Fu Tiongkok, sebelum Karate.

Kata merupakan komponen penting dalam pertukaran budaya antara penduduk setempat dan keluarga Tionghoa imigran. Di akhir abad ke-14, dinasti Ming, mengirim beberapa keluarga Tionghoa dari provinsi Fujian, menetap di Ryukyu Jepang (sekarang Okinawa), dan membawa Kata ke Jepang.

Pada zaman dahulu, para master atau praktisi Kung Fu China alami kesulitan untuk mengilustrasikan teknik, baik ofensif maupun defensif, melalui kata-kata atau lukisan. Jadi sebagai gantinya, mereka mengembangkan ‘bentuk’ atau Kata, gerakan yang sangat detail yang terdiri dari lusinan urutan mikro, termasuk, pukulan, tendangan, blok, gerak kaki dan teknik pernapasan. Tujuannya, untuk mengarsipkan teknik seni bela diri, dengan hati-hati dan menyebarkannya kepada generasi mendatang.

Semua Yang Perlu Kamu Tahu Tentang Karate Kata

Kihon, Kata dan Kumite adalah tiga pilar Karate. Kihon adalah gerakan dasar atau dasar dari seni bela diri. Kumite, melibatkan pertarungan menghadapi lawan atau pasangan dengan menggunakan berbagai teknik seni bela diri.

Praktek ‘Kata’ atau bentuk dan postur yang benar, merupakan bagian integral dari banyak pelatihan seni bela diri, terutama yang berasal dari Okinawa, Jepang. Disiplin seni bela diri seperti Karate, Judo, Ikaido, Kenpo adalah contoh utama.

Kata terus menjadi bentuk transfer pengetahuan utama dalam Karate, sampai tahun 1930-an, dan itu adalah satu-satunya cara guru tradisional mengajarkan disiplin seni bela diri.

Queens of kata' vying for gold as they kick off karate's Olympics debut |  The Japan Times

Kata Dalam Karate atau Karate Kata
Dari ruang lingkup Karate, Kata adalah gudang, gerakan lengkap dan teknik Karate yang tak terhitung banyaknya, dalam bentuk yang paling benar, untuk dipraktekkan sebagaimana adanya. Sementara beberapa digunakan dalam pertarungan Kumite.

Kata itu seperti perpustakaan gerakan dan teknik Karate. Boleh atau tidak boleh digunakan di Kumite, karena rumit dan sifatnya yang fatal. Kata adalah warisan Karate. Komposisi aslinya tidak boleh diubah,” kata Somnath Palchowdhury, instruktur terakreditasi Asosiasi Karate Jepang, kepada Olympics.com.

“Tapi di Kumite, bebas menggunakan teknik yang dipelajari dalam Kata dan bereksperimen dengan gerakan baru. Bebas menggunakan variasi teknik apa pun dalam aturan.

Kata Penting dalam Karate
Dalam prakteknya, Karate tradisional percaya bahwa penguasaan Kata, sangat penting bagi seorang karateka. Ini membantu menyempurnakan mekanisme tubuh karateka, termasuk memori otot, yang diperlukan untuk menjalankan teknik bela diri dengan benar.

Kata selain menguatkan pinggul, juga membantu dalam menguasai teknik pernapasan yang tepat. Ini yang diperlukan seorang Karateka untuk menjaga pikiran tetap fokus.

Aturan Karate Kata dan Sistem Penilaian
Pada dasarnya latihan Kata adalah sarana melestarikan dan menjaga teknik tradisional dan gaya Karate dalam bentuk aslinya, yang selanjutnya masuk dalam olahraga kompetitif.

Karate Kata dipertunjukkan di atas matras anti selip, ukuran 8×8 meter. Kompetisi Kata bisa tim – tiga – atau pertarungan individu. Jumlah peserta akan menentukan jumlah grup yang dibentuk untuk babak penyisihan.

Pada kompetisi Karate Kata reguler, peserta tampil berpasangan dan diberi sabuk biru atau merah. Setelah keduanya melakukan gerakan Kata, lima juri menggunakan sistem bendera (bendera biru atau merah) dalam memutuskan pemenang.

Peserta tidak diperbolehkan menggunakan Kata yang sama dua kali dalam babak yang sama, bahkan dalam tie-breaker.

Kata, bukan pertunjukan tari atau teater,” demikian aturan yang ditetapkan oleh World Karate Federation (WKF). “Harus berpegang pada nilai-nilai dan prinsip-prinsip tradisional.”

“Itu harus realistis dalam pertarungan dan menampilkan konsentrasi, kekuatan, dan dampak potensial dalam tekniknya. Itu harus menunjukkan kekuatan dan kecepatan — serta keanggunan, ritme, dan keseimbangan.”

Pesaing dinilai 70 persen untuk performa teknis, 30 persen untuk tampilan atletik. Kontestan yang mendapat lebih banyak bendera, diputuskan sebagai pemenang.


Meskipun ada banyak bentuk Kata, tapi ada 102 Kata disetujui oleh Federasi Karate Dunia dan ditampilkan di acara yang diakui WKF.

Sikap yang tepat, kekuatan dan akurasi teknik, pemahaman dan pengetahuan Kata, jadi aspek dasar yang dinilai dari peserta,” jelas Palchowdhury.

“Sikap yang tepat, berarti ketika seorang pemain masuk ke area permainan, semangat, kontak mata, postur, dan kondisi pikirannya, sangat penting.”

Kata di Olimpiade
Karate membuat debut Olimpiade yang sudah lama ditunggu-tunggu di Tokyo 2020 dan Kata, bersama dengan Kumite.

Di Olimpiade, peserta memilih untuk tampil dari daftar 102 Kata Karate yang disetujui WKF dan panel yang terdiri dari tujuh juri, dengan menggunakan sistem poin untuk mengevaluasi penampilan.

Peserta dinilai berdasarkan tujuh poin teknis – kuda-kuda, teknik, gerakan transisi, waktu, pernapasan yang benar, fokus dan kesesuaian – dan poin atletik – kekuatan, kecepatan, dan keseimbangan.

Di Kata putra, Ryo Kiyuna (Jepang), memenangkan medali emas, Damián Quintero (Spanyol), merebut perak. Ali Sofuoglu (Turki) dan Ariel Torres (Amerika Serikat) berbagi perunggu.

Divisi wanita, menampilkan Sandra Sanchez (Spanyol), mengklaim gelar juara Olimpiade. Perak diraih oleh Karateka Jepang Kiyou Shimizu, dan Viviana Bottaro (Italia) serta Grace Lau (Hong Kong), menyelesaikan podium.

(mir)

Baca :