iMSPORT.TV – Mantan pemain Timnas Indonesia, Anjas Asmara, merasa gerah dengan kinerja Shin Tae-yong yang nyaris empat tahun menangani Timnas Indonesia. Dia minta pelatih asal Korea Selatan itu dipecat.
Berdasarkan penilaian Anjas Asmara, hasil pekerjaan Shin Tae-yong, memang tak terlalu membanggakan. Padahal, PSSI telah memberikan banyak dukungan untuk menunjang pekerjaannya seperti program naturalisasi.
“Apa yang dikerjakan Shin Tae-yong selama empat tahun ini? Minta naturalisasi, sudah diberikan. Tapi permainannya membosankan. Dia enggak bisa membuat anak-anak kita bikin gol. Malah kebobolan gol yang banyak,” kata Anjas Asmara dikutip dari Instagram Tommy Welly, @bungtowel8.
Prestasi Anjas Asmara
Anjas Asmara adalah sosok paling pemain Persija paling populer di era 70an. Dia salah satu penyerang Timnas Indonesia yang namanya sangat legendaris.
Anjas berasal dari klub internal Persija, PS Jayakarta. Kemampuannya mengolah si kulit bundar, membuatnya menjadi pemain yang cukup disegani di eranya. Bersama Persija, Anjas meraih dua gelar juara di Kompetisi PSSI tahun 1973 dan 1975.
Anjas juga menjadi legenda Persija Jakarta yang tercatat pernah membobol gawang Timnas Uruguay pada 1974. Ketika itu, Anjas Asmara dan kawan-kawan, sukses membawa skuad Garuda unggul 2-1 atas Uruguay.
Anjas Asmara, Legenda Sepak Bola Indonesia, Terus Berkutat di Sepak Bola
Anjas juga legenda Macan Kemayoran itu juga pernah menghadapi klub-klub luar negeri seperti OFK Beogard, Offenbach Kickers, Independiente atau Ajax Amsterdam.
Selain itu, pemain berambut sebahu yang saat berlari rambutnya berurai itu, tercatat hampir mengantarkan Timnas Indonesia lolos ke ajang Olimpiade 1976. Anjas Asmara dianggap pemain yang berani mengambil risiko ketika ditunjuk sebagai penendang terakhir Timnas di final Pra-Olimpiade di Stadion Utama Bung Karno saat berjumpa Korea Utara, meski kondisi badannya waktu itu sedang kurang fit.
Ketika itu, bersama Suaib Rizal, kegagalan Anjas Asmara mengeksekusi penalti ke gawang Korea Utara yang dijaga Jin-In Chol. Sayangnya langkah ini gagal dan membuyarkan impian skuad Merah Putih tampil di Olimpiade Montreal, Kanada.
Kemampuannya itulah yang membuat lelaki kelahiran Medan ini menjadi populer. Sebagai pesepak bola, namanya sangat terkenal bagi kalangan pecinta sepak bola Indonesia di era tahun 1970-an. Kariernya di Timnas berakhir lebih cepat, karena cedera berkepanjangan yang dideritanya.
Dalam masa pensiunnya sebagai Timnas, Anjas tetap bergerak, dai tetap aktif di PSSI, dan Agustus 2023, meluncurkan Yayasan Andjas Asmara For Indonesia di Jakarta.
Yayasan ini dibentuk karena ingin memajukan sepak bola Indonesia yang fokus pada pembinaan sejak usia dini. Seperti salah satu pelunasan janjinya kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantu pembinaan sepak bola sejak usia dini.
Menurutnya, pembinaan usia dini menjadi hal yang sangat fundamental untuk menciptakan Timnas yang berkualitas. “Saya berjanji dengan Pak Presiden waktu itu bahwa akan saya perbaiki sepak bola ini. Karena saya miris lihat sepak bola Indonesia,” kata Anjas kepada awak media.
Anjas turun langsung dalam kepengurusan tersebut dengan dibantu oleh rekan-rekannya, termasuk koordinator Save Our Soccer Akmal Marhali, yang ditunjuk sebagai sekretatis jenderal.
Biodata Anjas Asmara
Nama Lengkap: Anjas Asmara
Tempat Lahir : Medan, Sumatera Utara
Tanggal Lahir : 30 April 1952
Usia : 71 Tahun
Posisi : Striker
Klub : PS Jayakarta (1970-1972), Persija Jakarta (1072-1982).
(adm/mir)
Baca juga :