iMSPORT.TV – Pelatih Satoru Mochizuki diberi tugas melatih timnas wanita Indonesia. PSSI resmi memperkenalkan sosok yang ekuivalen dengan Shin Tae-yong di timnas wanita Indonesia.
Memang sejak awal, Ketua Umum PSSI Erick Thohir berjanji akan mendatangkan pelatih asal Jepang, dan pada Selasa (20/2/2024), pelatih tersebut diperkenalkan, yaitu Satoru Mochizuki.
Dilihat dari rekam jejaknya, Satoru Mochizuki bukanlah pelatih sembarangan di negeri Nippon. Ia tercatat turut mengantarkan Jepang menjuarai Piala Dunia Wanita 2011 serta medali perak Olimpiade 2012.
Kala itu, Coach Satoru bertindak sebagai asisten pelatih untuk sosok legendaris Norio Sasaki. Pada masa itu, ia berkesempatan melatih pemain besar Jepang seperti Homare Sawa dan Mana Iwabuchi.
“Sosok pelatih yang telah berkontribusi pada perkembangan sepak bola wanita Jepang selama lebih dari 10 tahun ini, akan melatih timnas sepak bola wanita Indonesia,” tulis Erick Thohir dalam laman Instagram pribadinya.
Profil Satoru Mochizuki Pelatih Timnas Wanita Indonesia asal Jepang
Mochizuki merupakan mantan pesepakbola yang pernah membela Urawa Red Diamonds hingga Kyoto Sanga. Ia juga bagian dari skuad Timnas Jepang yang tampil di Kualifikasi Piala Dunia 1990.
Pria kelahiran Otsu, Shiga, Jepang, pada 18 Mei 1964 ini, mulai tercatat terjun sebagai pemain sepak bola pada 1980, membela Shiga Prefectural Moriyama High School.
Setamat sekolah atas (setara SMA), Mochizuki melanjutkan pendidikan di Osaka University of Commerce. Ia pun ikut membela Osaka University di liga kampus.
Pada 1987, setelah menjadi sarjana, Mochizuki bergabung dengan klub Nippon Kokan (NKK) Soccer Club. Empat tahun kemudian, ia direkrut Urawa Red Diamonds.
Mochizuki juga tercatat pernah memperkuat timnas Jepang selama 1988-1989, namun jumlah caps-nya simpang siur, mulai dari satu caps hingga tujuh caps.
Kemudian pada 1995, Mochizuki membela Kyoto Purple Sanga, dan hanya bertahan dua tahun. Pada 1997, Mochizuki memutuskan gantung sepatu pada 1997.
Setahun setelah pensiun, Mochizuki ditunjuk menjadi pelatih Kyoto Purple Sanga. Dari Kyoto Purple Sanga, ia dipinang Vissel Kobe pada 2000. Setahun kemudian kontraknya diputus dan Mochizuki lanjut menangani tim usia muda, Omiya Ardija pada 2005. Kiprah ini lantas mengantarkannya menangani tim nasional Jepang U-16 pada 2005.
Pada tahun yang sama ia mulai menjadi instruktur pelatih federasi sepak bola Jepang (JFA), dan pada 2006-2007 menangani tim usia muda Urawa Reds.
Kemudian pada 2007-2008 menjadi pelatih kepala JFA National Training Center, dan pada 2008 menjadi pelatih tim kampus Biwako Seikei Sports University.
Tak lama setelah itu, Mochizuki dipinang JFA masuk staf kepelatihan timnas wanita Jepang. Ia mengemban jabatan ini hingga 2012, dan meraih sejumlah prestasi.
Pada 2014-2017 Mochizuki melatih tim nasional universitas putri Jepang. Pada 2019 posisi itu kembali dia jabat, setelah sempat menganggur.
Tangan dingin Mochizuki sudah terbukti dengan membawa Timnas Putri Jepang juara Piala Dunia Wanita 2011 di Jerman. Setahun kemudian, tim tersebut dibawanya meraih medali perak pada Olimpiade London 2012.
Selain menjadi pelatih, Mochizuki juga pernah ditunjuk sebagai instruktur lisensi kepelatihan JFA (2005 dan 2014). Dengan rekam jejak seperti itu, pria kelahiran Shiga itu jelas bukan sosok sembarangan.
Wajar kalau PSSI memilih Satoru Mochizuki untuk menangani Garuda Pertiwi, setelah melihat rekam jejak yang cukup baik dari Pria berusia 59 tahun itu di sepakbola wanita.
Patut dinanti seperti apa polesan Mochizuki di Timnas Wanita Indonesia. Tantangan yang jelas tidak mudah untuk pria berkepala plontos tersebut. Dengan prestasi kelas dunia tersebut, Erick Thohir berharap Mochizuki dapat meningkatkan kualitas Timnas Indonesia Putri.
Selamat datang Mr.Satoru Mochizuki.
(adm/mir)
Baca juga :