Stadion Stadion Tua di Jakarta Yang Pernah Ada

iMSPORT.TV – Sepak bola, menjadi alat perjuangan dan pemersatu bangsa. Sejumlah stadion-stadion tua di negeri ini jadi saksi bisunya. Stadion-stadion itu pantas dilabeli sebagai arena legendaris, karena di tempat itu terjadi berbagai peristiwa bernilai sejarah tinggi, khususnya sepak bola nasional.

Berikut, sejumlah stadion di Jakarta pernah menjadi markas Persija.

Piala AFF dan Stadion Ikada
Stadion Ikada

Stadion Ikatan Atletik Djakarta (IKADA), stadion kedua yang digunakan Persija, dulu juga dikenal sebagai lapangan timnas Indonesia. PSMS Medan, salah satu klub yang pernah merasakan atmosfer Stadion Ikada, saat tanding lawan Persija pada musim 1945.

Persija merasakan gelar juara di Stadion IKADA pada 1954. Pemain legendaris Persija kala itu antara lain, Tan Liong Houw, Him Tjiang, Djamiaat Dalhar, hingga Soetjipto Soentoro.

Lapangan IKADA pada masa Hindia-Belanda berfungsi sebagai lapangan terbuka untuk berolah raga. Sukarno kemudian mengganti nama lapangan tersebut menjadi Lapangan Medan Merdeka

Sebelumnya, lapangan ini bernama Champ de Mars atau Koningsplein. Di sekitarnya ada sejumlah lapangan sepak bola, milik klub-klub era 1940-1950-an, juga ada lapangan hoki dan pacuan kuda untuk kavaleri militer.

Lapangan Ikada juga pernah menjadi tempat latihan dan pertandingan Timnas Indonesia sebelum adanya Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Juga dikenal dengan peristiwa Ikada, yaitu peristiwa Rapat Raksasa, perjuangan ribuan pemuda mencapai kemerdekaan Indonesia. Di tempat inilah Presiden Soekarno menyampaikan pidato singkat di hadapan ratusan ribu orang, sebulan kemerdekaan Indonesia (19 September 1945).

Sejarah Stadion Menteng, Saksi Lika-liku Persija dan Sepak Bola Jakarta
Stadion Menteng

Masyarakat Jakarta mungkin tak asing dengan Taman Menteng. Di ruang terbuka hijau itulah dulu berdirinya Stadion Menteng. Lokasinya strategis, berada di jantung kota, berdekatan dengan sejumlah tempat penting, seperti Bundaran Hotel Indonesia dan Monumen Nasional.

Sejarah Stadion Menteng bermula pada era kolonial Belanda. Stadion Menteng telah berdiri sejak 1921, dengan nama Stadion Voetbalbond Indische Omstreken Sport (VIOS). Dibangun oleh dua arsitek orang dari Belanda, yakni F.J. Kubatz dan P.A.J. Moojen.

VIOS sebetulnya adalah nama klub sepak bola yang eksis di masa kolonial Belanda, seperti diwartakan Skor.id, VIOS, akronim dari Voorwarts Is Ons Straven, klub elite di Batavia alias Jakarta pada masanya.

Setelah era kemerdekaan Indonesia, Stadion Menteng digunakan oleh Persija (sebelumnya bermarkas di Stadion IKADA). Presiden Sukarno memberikan Stadion Menteng kepada Persija pada awal 1960-an, setelah Stadion IKADA dirubuhkan untuk pembangunan Monas.

Stadion berkapasistas 10 ribu penonton merupakan home base selanjutnya Persija Jakarta sebelum berpindah ke Stadion Lebak Bulus dan Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Pada zamannya, Stadion Menteng merupakan stadion kebanggaan masyarakat Jakarta dan tempat bermain legenda pesepak bola Indonesia seperti, Abdul Kadir, Iswadi Idris, Anjas Asmara, atau Ronny Pattinasarani.

Puncak prestasi sepak bola Jakarta yang diwakili Persija selama bermarkas di Stadion Menteng sukses meraih empat gelar juara liga, yakni pada 1964, 1973, 1975, dan di 1979.

Namun pada 1975, Surat Keputusan Gubernur Jakarta Tahun 1975 menetapkan stadion ini sebagai salah satu kawasan cagar budaya. Maka pada 2006, Stadion Menteng resmi dialihfungsikan sebagai taman, dengan nama “Taman Menteng”, taman dengan pepohonan rindang serta suasana asri, menjadi pilihan bagi warga untuk tempat bersantai dan berolahraga.

Mengenang Stadion Lebak Bulus dan Maknanya bagi Persija Jakarta | Football Tribe Indonesia

Stadion Lebak Bulus

Setelah bermain di Menteng, Persija punya satu kandang lagi yang dibilang cukup angker pada masanya. Stadion itu adalah Sanggrahada Pelita Jaya, atau lebih dikenal dengan nama Stadion Lebak Bulus.

Ketika bermain di Stadion Lebak Bulus ini, Persija telah dihuni oleh beberapa pemain bintang. Stadion Lebak Bulus juga menjadi lahirnya kelompok pendukung Persija, “The Jakmania” yang terbentuk pada 1997, barisan yang mampu menggetarkan nyali lawan saat pertandingan digelar.

Seperti yang terjadi pada tahun 2005, saat itu digelar pertandingan Copa Indonesia, duel sarat gengsi antara Persija dan Persib Bandung. Lebak Bulus yang hanya menampung 12.500 penonton, ternyata luber jadi lebih dari sekitar 25.000 Jakmania.

Stadion ini tak terlalu besar, tapi mampu membuat lawan yang datang cukup merinding. Maklum, suporter Persija, The Jakmania, selalu meneror. Sebelum ditempati oleh Persija, Stadion Lebak Bulus menjadi markas tim Pelita Jaya, klub yang pernah mengikuti kompetisi Galatama.

Menurut sejarah, Stadion Lebak Bulus yang berlokasi di Cilandak, Jakarta Selatan berdiri pada 1987. Persija sendiri sejak tahun 2000, sudah menggelar beberapa pertandingan resmi di Stadion Lebak Bulus, dan menjadi salah satu saksi bisu kejayaan Persija ketika meraih gelar juara Piala Emas Bang Yoss (pada 2003). Stadion ini pun menjadi tempat bersejarah bagi klub PSMS Medan, yang tiga kali meraih gelar Piala Emas Bang Yos.

Pada tahun 2011, stadion ini menjadi venue cabang sepak bola SEA Games XXVI. Di Lebak Bulus, sejumlah konser musik artis mancanegara pernah dihelat. Salah satunya konser musik grup band metal Metallica, pada tahun 1993.

Namun, nasib malang juga harus menimpa bangunan bersejarah tersebut. Pada 2013 lalu, Pemda DKI menginstruksikan pembokaran Stadiun Lebak Bulus untuk dijadikan depo Mass Rapid Transit (MRT).

(adm/mir)

Baca juga :