iMSPORT.TV – Qomarul Lailiah menjadi satu-satunya wasit atau International Technical Officer (ITO) asal Indonesia di cabang olahraga bulu tangkis di Olimpiade 2024 Paris.
Wasit yang akrab disapa Lia itu merupakan guru bahasa Inggris di Sekolah Dasar Negeri Sawunggaling 1 Surabaya. Pertama kali terjun ke lapangan pada 1998. Ia kemudian mulai mengikuti pelatihan wasit pada 2000 dan 25 tahun kedunia mendapat akreditasi BWF.
Selain Qamarul Lailiah, tercatat ada enam wasit atau International Technical Officer (ITO) asal Indonesia di multievent bergensi Olimpiade Paris 2024. Keenamnya akan beraksi sebagai wasit di enam cabang olahraga berbeda.
Mereka adalah Henry Indrayani Oka dari panahan, Sonny Kasiran dari angkat besi, Qamarul Leila dari bulu tangkis, Pranartha Arumboo dari menyelam, Hertha Sekar Pandansari dari tenis, dan Boy Buhan dari tinju.
“Tidak hanya para atlet yang lolos, para juri juri ini juga akan menjadi duta Indonesia di multievent olahraga paling bergengsi di dunia,” kata Presiden Komite Olimpiade Indonesia Raja Sapta Oktohari.
Kehadiran ITO Indonesia di Olimpiade Paris 2024 merupakan bentuk konsistensi yang telah diterapkan sebelumnya. Pada Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia menurunkan delapan ITO dari enam cabang olahraga.
“Sama seperti atlet, untuk mencapainya perlu perjuangan dan kerja keras. Tentu ini merupakan prestasi yang tidak boleh kita semua abaikan,” kata Octo.
- Panahan Indonesia Tambah 2 Tiket Olimpiade 2024 Paris
- Profil Ernando Ari Man Of The Match Saat Melawan Australia U23
Qomarul Lailiah, Guru Jadi Wasit di Olimpiade 2024 Paris
Qomarul Lailiah, satu dari enam wasit dari Indonesia, dan dia menjadi satu-satunya wasit wanita di Indonesia yang tersertifikasi BWF. Wanita kelahiran Surabaya, 24 September 1977 itu bertugas di Kapal Api Indonesia Open 2024, yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, 4-9 Juni 2024.
Wasit Lia itu menyempatkan diri berbincang dengan media, setelah memimpin duel Carolina Marin (Spanyol) vs Chen Yu Fei (China), Sabtu (8/6/2024). Lia mengatakan bahwa saat ini hanya dia wasit wanita bulu tangkis asal Indonesia yang memiliki lisensi BWF. Lisensei BWF merupakan sertifikasi tertinggi untuk wasit badminton.
“Kebetulan baru saya yang wanita ya. Kalau yang pria, alhamdulillah sudah ada 5 saat ini. Terkini, baru saja lulus ujian di Indonesia Open,” katanya.
Lia berhasil menembus gelaran olahraga internasional Olimpiade 2020 di Tokyo dan bertugas di sana. Dia menjelaskan, faktor kenapa wasit Indonesia belum banyak mendapat sertifikat BWF.
“Secara umum wasit kita dalam hal praktik tidak kalah dengan wasit luar negeri. Saya bisa menjamin teman-teman kita lebih baik dari mereka,” ujarnya.
“Hanya kendalanya bahasa Inggris. Maka, kami sebagai senior selalu mendorong para junior kami. Kalau memang ingin di level ini, mau tidak mau, suka tidak suka, harus bisa bahasa internasional,” ungkap Lia.“Memang itu barier utama. Law of Badminton-nya semua dalam bahasa Inggris. Bahasa Indonesia ada, tapi tetap kami harus membaca dulu bahasa Inggrisnya dan kemudian mempraktikannya di lapangan,” tutur Lia.
“Selanjutnya, saya kira, kuncinya semangat pantang menyerah. Apa pun tantangannya, kalau kita konsisten dan terus belajar, saya yakin apa pun itu bisa. Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini,” ucap Lia.
Lia, guru bahasa Inggris di SDN Sawunggaling 1 Surabaya. Pertama kali terjun ke lapangan pada 1998. Ia kemudian mulai mengikuti pelatihan wasit pada 2000 dan 25 tahun kedunia mendapat akreditasi BWF.
“Awalnya saya ikut teman tahun 1998, waktu itu masih kuliah. Lalu, ikuti pelatihan wasit provinsi tahun 2000. Dapat BWF pada 2015,” ujarnya.
Sebelum tersertifikasi BWF, Lia harus melewati berbagai ujian, mulai dari tingkat kabupaten, kota, lalu provinsi. Setelah itu, ada tes untuk mendapat sertifikasi Nasional B, Nasional A, akreditasi Badminton Asia, dan sertifikasi Badminton Asia.
“Jadi, dari kabupaten, kota, kemudian dibawa ke provinsi. Di provinsi dipilih yang layak dinaikkan ke nasional,” ucapnya.
Menariknya, Lailiah menyebut umpire bulu tangkis, wajib sekali seumur hidup untuk memimpin pertandingan di Indonesia. Hal itu lantaran suporter di Tanah Air bisa menjadi tantangan tersendiri untuk menguji mental.
“Wasit bulu tangkis kalau belum datang ke Indonesia merasakan atmosfer suporter Indonesia, itu belum afdol. Karena mental kami diuji. Semua mata dan teriakan tertuju. Tapi kami berusaha tenang, agar tak terpengaruh dengan suporter. Jadi, para wasit internasional, wajib datang ke Indonesia,” ucapnya
Beberapa hari lalu, Qamarul Lailiah sempat memimpin laga-laga penting di Indonesia Open 2024, salah satunya final antara ganda putri Korea Selatan Baek Ha Na/Lee So Hee kontra China Chen Qing Chen/ Jia Yi Fan.
Selesai dari Indonesia Open, Lailiah bersiap terbang ke Prancis untuk menjadi wakil Indonesia satu-satunya sebagai umpire di Olimpiade Paris 2024 dan Paralimpiade 2024.
“Insyallah bulan depan berangkat ke Paris untuk Olimpiade dan Paralimpiade,” ujar Qamarul Lailiah kepada iNews Media Group.
Selamat berjuang umpire..!
(adm/mir)
Lainnya :