
iMSPORT.TV – Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga, Taufik Hidayat menegaskan bahwa, program pemusatan latihan nasional (Pelatnas) 2025 untuk cabang-cabang olahraga, tidak dibubarkan, namun dikurangi sesuai dengan skala prioritas.
“Terkait yang ramai soal pembubaran pelatnas, saya kira tidak ada. Tapi setidaknya, ada yang dikurangi dengan berbagai prioritas,” kata Taufik di tengah pennjauannya kegiatan Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di Cipayung, Jakarta Timur, pada Rabu (19/2).
Dijelaskan oleh Taufik bahwa, semua cabang olahraga memang terdampak efisiensi, namun tidak ada pembubaran pelatnas akibat kebijakan efisiensi anggaran pada Kemenpora. Kegiatan pelatnas hanya dikurangi, diprioritaskan bagi cabang olahraga yang berpotensi meraih medali Asian Games 2026, dan yang berpeluang lolos kualifikasi Olimpiade 2028.
Maka, Taufik meminta semua pengurus cabang olahraga bersabar menghadapi kebijakan efisiensi anggaran, karena kondisi tersebut tidak berlangsung lama atau berkelanjutan pada tahun-tahun mendatang.
“
Saya dan Menpora (Dito Ariotedjo) tidak mau berasumsi dulu terkait pastinya anggaran. Tapi, kita tetap akan mengusahakan balik ke normal lagi,
” katanya.
Ia juga berharap agar cabang-cabang olahraga membantu mencarikan solusi terbaik dalam mendapatkan anggaran pendukung program kegiatan, karena tidak bisa semua hal mengandalkan pemerintah.
Wamenpora : Pelatnas 2025 Tidak dibubarkan Namun Dikurangi
“Jujur, kalau semua mengandalkan pemerintah pasti tidak cukup. Kita realistis saja,” katanya.
Di kesempatan yang sama Taufik Hidayat juga memastikan bahwa, program pemusatan latihan nasional (Pelatnas) cabang olahraga bulu tangkis, tidak terdampak kebijakan efisiensi anggaran pemerintah.
“Dari dulu, ada dan tidak ada efisiensi, (pelatnas) cabor (cabang olahraga) bulu tangkis harus tetap jalan,” kata Taufik dalam laman Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI di Jakarta, Kamis.
Bulu tangkis merupakan salah satu prioritas pemerintah, karena berpotensi meraih medali Asian Games 2026 dan berpeluang lolos ke Olimpiade 2028.
Dia meminta pengurus PBSI dan cabang lain agar bekerja keras mencari sumber pendanaan untuk mendukung program pembinaan atlet.
Taufik melanjutkan kalau, hal ini sangat penting, karena pembinaan olahraga tidak bisa berhenti terlalu lama, mengingat semua pertandingan sudah terjadwal dari federasi internasional.
Sekedar info, Kemenpora memangkas anggaran mencapai Rp1,29 triliun untuk penyelenggaraan program kerja pada 2025, sebagai imbas kebijakan efisiensi anggaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Pagu definitif untuk anggaran tahun 2025 yang sebelumnya senilai Rp2,330 triliun berkurang pasca rekonstruksi menjadi Rp1,034 triliun.
Anggaran pasca rekonstruksi dialokasikan untuk kebutuhan berbagai deputi, yaitu Deputi Bidan Pelayanan Umum sebesar Rp23,7 miliar, Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Rp80 miliar, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Rp473,5 miliar, Deputi Bidang Pengembangan Industri Olahraga Rp20 miliar, Kesekretariatan Rp422 miliar, dan Lembaga Pengelola Dana Usaha Keolahragaan Rp15 miliar.
Kemenpora telah memangkas anggaran mencapai Rp1,29 triliun untuk penyelenggaraan program kerja pada 2025, sebagai imbas dari kebijakan efisiensi anggaran pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Maka Taufik meminta, masing-masing pimpinan cabang olahraga, juga harus bisa menenangkan atletnya serta memiliki rencana yang baik.
(adm/mir)
Berita Olahraga Lainnya :