Match Fixing? Apa itu? Ketika Hasil Pertandingan Bisa Diatur

Match Fixing? Apa itu? Ketika Hasil Pertandingan Bisa Diatur - iMSPORT.TV

iMSPORT.TV – Match Fixing? Apa itu? Ketika Hasil Pertandingan Bisa Diatur. Hasil atau skor pertandingan kadang tidak murni hasil jungkir balik pemain di lapangan dalam berburu kemenangan. Di dunia olahraga, hal ini disebut match fixing.

Seperti tahun lalu Badminton World Federation (BWF) menghukum sejumlah atlet badminton karena terlibat dalam taruhan dan match fixing. Tak hanya atlet Indonesia,

Sebanyak delapan pebulutangkis Indonesia, dihukum berat Badan Bulu Tangkis Dunia (BWF), lantaran terjerat kasus dugaan taruhan dan match fixing.

Berikut delapan pemain Indonesia yang dihukum imbas kasus dugaan match fixing berdasarkan rilis yang dikeluarkan BWF pada Rabu (27/3/2024), adalah, Hendra Tandjaya (ganda putra, ganda campuran), Ivandi Danang (ganda putra, ganda campuran), Androw Yunanto (tunggal putra, ganda putra), dan Sekartaji Putri (tunggal putri, ganda campuran).

Kemudian Mia Mawarti (tunggal putri), Fadila Afni (tunggal putri, ganda putri), Aditiya Dwiantoro (ganda putra), dan Agriprinna Prima Rahmanto Putra (tunggal putra, ganda putra, ganda campuran).

Tak hanya pemain Indonesia, BWF juga menghukum pemain lain dari Brunei Darussalam, Malaysia, dan India dengan kasus yang sama.

Kasus taruhan dan match fixing ini sebenarnya sudah terjadi sepanjang 2014-2017 di sejumlah turnamen baik dalam dan luar negeri. Selain harus membayar denda, beberapa atlet dilarang berkegiatan yang berkaitan dengan bulutangkis selama belasan tahun, bahkan ada pula yang dilarang seumur hidup.

Match Fixing? Apa itu? Ketika Hasil Pertandingan Bisa Diatur

Melansir dari SCMP, match fixing atau pengaturan pertandingan, secara sederhana, adalah ketika pemain, pelatih, atau ofisial bersekongkol untuk memastikan pertandingan berakhir dengan cara tertentu baik menang, seri atau kalah untuk satu tim atau tim lainnya.

Match fixing jelas mempengaruhi baik jalannya maupun hasil pertandingan secara tidak wajar, demi keuntungan individu atau pihak tertentu.

Pengaturan tidak hanya soal hasil pertandingan seperti menang, kalah atau seri. Melansir dari laman NSW Sports, hal ini bisa mencakup skor, penurunan performa yang disengaja, tanking (sengaja kalah terus-menerus sampai turun klasemen), hingga penerapan aturan yang salah oleh wasit.

Selain di bulutangkis, ada banyak skandal match fixing bahkan ada beberapa skandal yang mampu menggemparkan dunia. Berikut beberapa di antaranya:

Grobbelaar's journey from Highlanders to Liverpool - The Standard

Foto Newsday Zimbabwe

1. Bruce Grobbelaar – sepak bola

Pada 1994, sepak bola Inggris berhasil mencuri perhatian dunia. Bukan karena prestasi atau permainan gemilang tapi skandal match fixing oleh penjaga gawang Liverpool Bruce Grobbelaar.

Mengutip dari Sportskeeda, ia dituduh menerima suap untuk meloloskan gol saat Liverpool menghadapi Newcastle United.

Ada pula rekaman yang beredar bahwa Grobbelaar menyatakan bahwa ia kehilangan uang sebesar 125 ribu poundsterling, karena melakukan dua penyelamatan luar biasa saat laga Liverpool vs Manchester United.

Grobbelaar, dikutip dari Daily Mail, melakukan bantahan atas hal itu dan menyebut ia justru tengah berusaha menangkap ekor dari pihak-pihak yang melakukan suap pada dirinya. Grobbelaar mengaku sengaja hanyut dalam rayuan pihak yang menawarkan untuk mengalah untuk mengungkap bos besar di baliknya.

Namun Grobbelaar mengakui ia melakukan kesalahan karena tidak menceritakan ini pada orang lain.

Ketika Hasil Pertandingan Bisa Diatur, Apa itu Match Fixing? - Halaman 2

Foto (AFP/BAY ISMOYO)

2. Choi Sung-kuk – sepak bola

Kontroversi di tubuh pe-sepak bola Korea Selatan seolah memuncak pada 2011. Sejumlah pemain bola dikenakan hukuman, salah satunya Choi Sung-kuk.

Dia terbukti bersalah dalam match fixing, ketika bermain untuk tim Gwangju Sangmu. Dia pun dilarang bermain bola seumur hidup di dalam dan luar negeri.

Sonny Liston: The mysterious death that haunts boxing - BBC Sport

Foto : bbc com/Getty Images

3. Sonny Liston – tinju

Isu match fixing membayangi pertandingan antara Sonny Liston dan Muhammad Ali pada 1964.

Saat itu Muhammad Ali yang baru melejit sukses menaklukkan Sonny Liston yang sudah punya nama di kelas berat. Kemenangan itu membuat Muhammad Ali merebut gelar kelas berat WBA dan WBC.

Sonny Liston menolak melanjutkan pertandingan saat ronde ketujuh akan dimulai dan wasit pun menyatakan Muhammad Ali keluar sebagai pemenang. Sonny Liston disebut mengalah di laga itu karena pengaruh mafia.

(adm/mir)

Berita Olahraga Lainnya :