Timnas Voli Putri Indonesia Pernah Jadi Ratu Asia Tenggara

Timnas Voli Putri Indonesia Pernah Jadi Ratu Asia Tenggara - iMSPORT.TV

iMSPORT.TV – Timnas Voli Putri Indonesia Pernah Jadi Ratu Asia Tenggara. Jauh sebelum nama-nama atlet voli wanita populer seperti, Wilda Nurfadhilah, Yolla Yuliana hingga Megawati Hangestri, yang sukses di Liga Korea, sesungguhnya cabang olahraga voli khususnya putri, pernah berjaya di Sea Games Singapura 1983.

Kini, Voli putri Indonesia sangat jauh tertinggal dari negara Asean lain seperti, Vietnam bahkan Thailand, yang sudah tampil di VNL (Volleyball Nation League), dalam beberapa musim terakhir.

Berbagai upaya dilakukan induk olahraga PBVSI agar cabor voli khususnya putri bisa bersaing, paling tidak di kawasan Asean.

Diketahui tim voli putri Thailand jadi ratu di kawasan Asean dalam 10 tahun terakhir, hingga Wipawee Srithong dkk mampu menembus ajang tertinggi voli sejagad yakni, VNL yang musim ini memasuki tahun ke enam.

Luciana Taroreh Dulu Voli, Kini Tenis - Jawa Pos

Saat timnas putri Indonesia tampil di AVC 2024 Challenge Cup for Women di Manila, Philippines. Luciana Taroreh, legenda bola voli Indonesia sebagai pengurus PBVSI, ditunjuk sebagai manajer Timnas Putri. Luciana adalah salah satu skuad putri Indonesia di Sea Games Singapura 1983.

Luciana Taroreh bersama Kartika Monin, Husia Arbi, Nunung Legowo, Angela Muskita, Ira S. Yulanda, Syafrini serta Olce Rumaropen, membungkam tim nasional Filipina di final, dengan skor dramatis 3-2 (15-3, 8-15, 6-15, 15-11, 15-11).

Terakhir Kartika Monim, sang legenda voli tanah Cenderawasih, didaulat jadi salah satu pembawa obor PON XX Papua 2021.

Timnas Voli Putri Indonesia Pernah Jadi Ratu Asia Tenggara

Berkat prestasinya, Kartika Monim dapat disandingkan sebagai legenda olahraga nasional yang berasal dari Papua. Kartika setara dengan nama seperti Rully Neere, Timo Kapisa, Adolf Kabo, Yohanes Auri, Metu Duaramury, hingga Boaz Solossa.

Harap diingat! Timnas Voli Putri Sea Games Singapura 1983 merupakan emas partama dan terakhir sampai saat ini yang diraih Garuda Pertiwi..

Setelahnya dari Ajang rutin Sea Games hingga AVC Cup Challenge, Timnas voli putri Indonesia tenggelam dibawah bayang Vietnam bahkan Thailand yang sudah mendunia.

RahmanDepok/Condet on X: "Luciana Taroreh, legenda bola voli 🇮🇩. Sebagai  pengurus PBVSI ditunjuk sebagai manajer Timnas Putri 🇮🇩 ke 2024 AVC  Challenge Cup for Women di Manila, Philippines🇵🇭. Luciana Taroreh bersama  Timnya

Momen Dramatis Emas Sea Games 1983

Saat final, kapten tim bola voli putri Indonesia Olce Rumaropen dan kawan-kawan, berteriak histeris dan berjingkrak-jingkrak sesaat setelah mereka menaklukkan tim voli Filipina di final SEA Games Singapura 1983.

Luapan kegembiraan meliputi tim yang tercatat dalam sejarah sebagai tim voli putri pertama Indonesia dan hingga saat ini merupakan satu-satunya yang mampu meraih medali emas SEA Games.

Air mata mengalir di mana-mana. Tangis, salam, rangkulan, dan pekik kemenangan melarut kental dalam keharuan yang sulit dilukiskan.” Demikian harian Kompas menuliskan suasana kemenangan tim voli putri Indonesia itu pada halaman 1 edisi Sabtu, 4 Juni 1983.

Kegembiraan itu memang layak dirayakan setelah tim voli putri Indonesia menaklukkan sang juara bertahan 3-2 (15-3, 8-15, 6-15, 15-11, 15-11).

Halo-halo Bandung”, “Indonesia Pusaka”, “Garuda Pancasila” dan masih banyak lagi lagu-lagu pengobar patriotisme menggema dari sekitar 1.000 pendukung Indonesia di laga itu.

Lagu daerah asal Papua, “Apuse”, juga dinyanyikan sebagai bentuk penghormatan bagi dua putri Papua di tim voli putri Indonesia, Olce Rumaropen dan Kartika Monim.

PON XX 2021 : Telah Harumkan Nama Papua, Kartika Monim dan Erni Sokoy  Ditunjuk Bawa Api PON - Lintas Papua

Suporter Indonesia terus bernyanyi lantang hingga suasana seusai laga tersebut begitu gegap-gempita. Pelatih tim voli putri saat itu Yopie Hehanusa sampai tak mampu berdiri dari bangku cadangan. Ia hanya tertunduk haru dan matanya berkaca-kaca.

Bertubi-tubi datang pelukan dari pemain dan ofisial kepada Yopie. Luciana Taroreh, menangis meraung-raung dan jatuh di tengah lapangan, tak mampu mengendalikan luapan emosi kegembiraan. Ia bahkan sampai digotong keluar lapangan untuk ditenangkan.

Disaat laga, ketegangan memuncak saat set kelima yang menjadi penentu berlangsung cukup ketat. Di situ digambarkan bagaimana istri Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Ny Sudjatmiko, yang ikut memberi dukungan dari tribune penonton tak kuasa menyaksikan perjuangan tim putri Indonesia hingga akhirnya berjaya merebut medali emas.

Merah Putih berkibar Isak tangis juga mewarnai kubu Filipina sesaat setelah kekalahan di laga itu. Tangis yang menjadi luapan kesedihan mendalam atas kegagalan mereka mempertahankan gelar.  Bahkan, saat pemberian medali di podium, kapten tim voli putri Filipina Violeta Rastrullo masih terisak.

Sesaat setelah menerima medali, ia langsung turun dari podium. Baru dua langkah Violeta berjalan, ia berbalik kembali naik ke podium dengan muka merah dan tangis tak terbendung.

Beberapa saat ia menunduk menghindari bidikan kamera wartawan, lantas berputar untuk memberi salam dan memeluk Olce Rumaropen.

Acara dilanjutkan pengibaran bendera diiringi lagu “Indonesia Raya”. Tim voli putri Indonesia berdiri dengan kepala tegak dan mata berkaca-kaca, menghadap ke sang Merah Putih sambil menyanyikan lagu kebangsaan dengan lantang.

(adm/mir)

Berita Menarik Lainnya :