10 Pembalap MotoGP Terbaik Sepanjang Masa

10 Pembalap MotoGP Terbaik Sepanjang Masa - iMSPORT.TV

iMSPORT.TV – 10 Pembalap MotoGP Terbaik Sepanjang Masa. MotoGP 2021, menjadi musim yang penuh gejolak bagi penggemar ajang balap kuda besi, karena pensiunnya Valentino Rossi, hal ini menjadi penanda berakhirnya suatu era.

Harus diakui, Rossi menjadi salah satu pembalap MotoGP terbaik, bahkan namanya lebih besar dari kejuaraan itu sendiri.

Tak heran jika hal ini membuatnya langsung masih dalam MotoGP Hall of Fame, atau legenda MotoGP, tak lama setelah balapan terakhir di Valencia digelar.

Valentino Rossi memang berpengaruh besar terhadap MotoGP, tapi ada pembalap lain yang membuat kejuaraan sangat menarik, bahkan menjadi idola The Doctor.

IMSPORT mencoba merangkum 10 pembalap terbaik MotoGP/500cc, namun tidak semua pembalap dianggap sebagai legenda.

1. Valentino Rossi (2000-2021)

https://www.corsedimoto.com/wp-content/uploads/2020/03/17/09/00/cover-rossi-712x541.jpeg

Foto corsedimoto com

Valentino Rossi memang layak berada di posisi teratas, mengingat pengaruh dan prestasi yang dicapainya selama di kejuaraan dunia balap motor.

Melakoni debut di kelas premier pada 2000, ketika masih berjuluk 500cc dengan mesin dua tak, hingga saat ini Rossi telah meraih 89 kemenangan dari 372 balapan.

Pembalap berjuluk The Doctor itu mampu mendapatkan lebih dari satu gelar dari dua pabrikan berbeda, Honda dan Yamaha, yang membuat kemampuannya tak diragukan lagi.

Selain teknik balap yang mumpuni, Valentino Rossi juga punya daya jual tinggi, karena selalu bersikap ramah saat berada di depan kamera. Ini yang membuatnya menjadi pembalap dengan basis penggemar terbesar.

Pria asal Italia itu juga mempersiapkan talenta terbaik dari negara asalnya untuk bersaing hingga ke level tertinggi melalui VR46 Academy, dan mulai tahun depan timnya juga akan bersaing di MotoGP.

2. Giacomo Agostini (1964-1997)

Rasanya tak akan ada yang mampu menandingi kehebatan Giacomo Agostini sebagai pembalap roda dua, karena dia telah mengoleksi 15 gelar juara dunia.

Agostini bisa mendapatkan banyak gelar, karena saat itu pembalap grand prix boleh mengikuti beberapa kelas. Misalnya, Agostini pernah juara di kelas 350cc dan 500cc pada musim yang sama antara 1968 dan 1972.

Agostini juga pembalap paling handal dengan catatan minim kecelakaan baik di kelas 350cc maupun 500cc. Pada 1997, dia memutuskan untuk gantung helm, tapi masih terlibat dalam ajang balap dunia hingga saat ini.

3. Marc Marquez (2013 – sekarang)

The message Marquez's race pace sent to MotoGP rivals

Foto : Gold and Goose / Motorsport Images

The Baby Alien, julukan yang pantas bagi Marc Marquez, karena ia langsung bikin heboh MotoGP setelah meraih gelar juara dunia pada musim pertamanya di MotoGP.

Meski saat itu ada sejumlah pembalap hebat seperti, Rossi, Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, dan Nicky Hayden. Tapi, Marquez mampu mengatasi semua rivalnya dan menjadi juara dengan keunggulan empat poin atas Lorenzo.

Julukan The Baby Alien, karena dirinya punya gaya balap yang tak biasa, tak kenal rasa takut dan agresif.

Delapan gelar yang didapatkannya di semua kategori, membuat pembalap asal Spanyol itu sangat pantas disandingkan dengan Valentino Rossi dan Giacomo Agostini sebagai pembalap MotoGP terbaik

10 Pembalap MotoGP Terbaik Sepanjang Masa

4. Casey Stoner (2006-2012)

Beberapa Alasan Casey Stoner Layak Dianggap Sebagai Legenda MotoGP - Bolasport.com

Foto MotoGP

Casey Stoner punya musim yang singkat di MotoGP, tapi ia menjadi pembalap yang sulit dilupakan oleh para pembalap. Bahkan hingga saat ini, masih banyak yang penasaran untuk mengalahkannya.

Bukan tanpa alasan, Stoner memiliki kemampuan yang tak dimiliki oleh banyak pembalap, yang merupakan talenta alamiah.

Pembalap asal Australia itu menjadi satu-satunya pembalap yang mampu menaklukkan motor Ducati Desmosedici GP ketika teknologi belum berkembang pesat seperti saat ini.

Padahal karakter Ducati dan gaya balapnya sangat beda, tapi Stoner bisa berkendara dengan baik dan menjadi juara dunia pada 2007. Hingga saat ini, Ducati belum bisa membawa pulang gelar tersebut meski telah berinvestasi besar-besaran.

Casey Stoner juga berhasil mengembalikan kejayaan Honda saat jadi juara dunia pada 2011, yang merupakan gelar keduanya di MotoGP. Tahun berikutnya, Stoner memutuskan pensiun atas alasan kesehatan dan merasa kejuaraan sudah tidak menarik.

10 Pembalap MotoGP Terbaik Sepanjang Masa

5. Jorge Lorenzo (2008-2019)

Tak Cuma Jadi Test Rider, Jorge Lorenzo Bisa Ikut Balapan di MotoGP 2020 - GridOto.com

Foto : Yamaha Racing

Jorge Lorenzo merupakan salah satu Pembalap MotoGP Terbaik dan tersukses dalam kejuaraan maupun pribadinya dalam urusan bisnis.

Menjalani debut di MotoGP pada 2008, Lorenzo harus bersaing dengan pembalap-pembalap besar. Terlebih dirinya jadi rekan setim Valentino Rossi dan selalu ada di bawah bayang-bayang The Doctor.

Dua tahun berikutnya, kemampuan Lorenzo sakin terasah dan dirinya lebih baik saat berada di atas YZR-M1. Meraih 16 podium termasuk sembilan kemenangan pada musim 2010, membawanya meraih gelar juara dunia pertamanya di kelas premier.

Bukan hanya sekali, Lorenzo membawa pulang dua titel MotoGP lainnya pada 2012 dan 2015. Sayangnya, konflik dengan Rossi yang kian memanas, membuatnya tak nyaman dan putuskan pindah ke Ducati (2017).

Namun, selama dua tahun bersama pabrikan Italia, Lorenzo tak berkembang hingga memilih gabung dengan Honda.

Harapan tak berjalan sesuai dengan kenyataan. Berharap tampil cepat dengan RC213V, Lorenzo kesulitan menaklukkan motor dan kerap alami kecelakaan.

Lelah dengan semua itu, pembalap berjuluk X-Fuera itu memilih untuk keluar dari kejuaraan karena merasa sudah tak ada yang perlu dikejar atau dibuktikan.

6. Mick Doohan (1989-1999)

Memori Jerez 1999 : Mick Doohan Jatuh Dan Akhiri Karir Balapnya - BeritaBalap.com

Foto MotoGP

Salah satu legenda yang hingga kini masih terlibat dan masih berpengaruh dalam semua urusan MotoGP, di kejuaraan dunia balap motor paling bergengi ini.

Mick Doohan, hanya 11 tahun ada di kelas premier, dan setia bersama Honda, dengan lima musim pertama tanpa gelar, lalu lima tahun berikutnya menjadi juara dunia secara beruntun.

Selama 11 musim, Doohan mampu meraih 54 kemenangan grand prix dalam 137 balapan, dan uniknya ia memulai karier dari Superbike.

Hal yang paling diingat dari pria asal Australia itu adalah, gaya balapnya yang mengantukan tubuh bagian bawah ke samping motor saat menikung.

Ini sering dipraktekkan oleh pembalap saat sedang warm up lap atau selebrasi kemenangan, seperti yang dilakukan Jack Miller saat menang di GP Prancis pada Mei tahun lalu.

7 Kenny Roberts (1974, 1978-1983)

Kenny Roberts , YZR500 (OW70) .La Source Spa 1983©Yamaha Japan

Foto Pinterest

Kenny Roberts, salah satu sosok paling berjasa dalam mendongkrak kejuaraan dunia selama 30 tahun berkarier di dunia balap roda dua.

Pria asal Amerika Serikat itu meraih tiga gelar juara dunia secara beruntun pada 1978-1980. Setelah, itu ia menjadi manajer putranya, Kenny Roberts Jr, yang juga menjadi kampiun pada 2000.

Sepanjang kariernya, Roberts telah menghadapi beberapa rival tanggung seperti Barry Sheene dalam perebutam gelar musim 1979, Freddie Spencer, dan Randy Mamola.

Dalam 13 tahun karir balap profesional, Roberts memenangi dua Grand National Championships dan tiga titel 500cc, termasuk 32 Grand Nationals dan 24 Grand Prix road race.

Ia juga pemenang tiga kali dari Daytona 200 dan Imola 200, dan pemenang enam kali dari Laguna Seca 200. Roberts juga pemalap AMA kedua setelah Dick Mann, yang mencapai Grand Slam dengan memenangi lima event Grand National Championship.

8. Eddie Lawson (1983-1992)

Walau dengan Cagiva yang inferior, Lawson masih bisa menang balapan. Sumber: Motogp.com

Foto MotoGP

Eddie Lawson bisa dikatakan sebagai pelopor Pembalap MotoGP Terbaik dengan gaya balap dan manuver bersih, dan berhasil memenangi gelar juara dunia sebanyak empat kali di kelas 500cc pada 1984, 1986, 1988, dan 1989.

Kejuaraan yang belum melarang produsen rokok menjadi sponsor utama, menjadi salah satu kunci sukses bagi pembalap asal Amerika.

Bersama Marlboro Agostini Yamaha, Lawson memenangi tiga gelar, dan saat bersama Rothmans Kanemoto Honda, ia memenangi satu titel tambahan.

Ini membuat Eddie Lawson menjadi pembalap pertama yang berhasil memenangi dua gelar bersama dua pabrikan berbeda.

Sebenarnya, Lawson ingin mencoba meraih gelar dengan tiga pabrika,n karena pada akhir kariernya ia bergabung dengan Cagiva Corse dengan mengendarai GP500.

Sayangnya, ia kesulitan untuk mendapatkan podium, karena hanya tiga kali finis di posisi tiga
besar termasuk kemenangan di Hungaria.

9. Mike Hailwood (1958-1967)

https://cdn.motor1.com/images/mgl/L9yv3/s3/mike-the-bike-hailwood---number-4.webp

Foto rideapart.com

Mike Hailwood melakoni balapan pertamanya di kelas 250cc pada Isle of Man TT, setelah sebelumnya bekerja di perusahaan dealer keluarga.

Dikenal sebagai Mike-the-Bike, memperkuat Honda dan MV Agusta, untuk mendapatkan sembilan gelar di tiga kelas berbeda, 250cc (3), 350cc (2), dan 500cc (4).

Hailwood juga mampu memenangi 14 balapan di Isle of Man TT. Sedangkan di grand prix, ia meraih total 76 kemenangan.

Sempat mencoba balap Formula 1, Hailwood mengalami kecelakaan mengerikan di Jerman pada 1974 yang membuatnya pensiun karena patah kaki kanan. Mike Hailwood meninggal dunia pada 1981 karena mengalami kecelakaan lalu lintas bersama putrinya.

10. John Surtees (1952-1960)

MotoGP, história: Os anos de John Surtees, Parte 2 - MotoSport

Dipuja-puja oleh pembalap sekaliber Valentino Rossi, hingga saat ini, John Surtees merupakan satu-satunya rider yang memenangi gelar juara dunia di kelas premier balap motor dan juga mobil.

Surtees memperkuat tim ikonik Norton dan MV Augusta sebelum membalap untuk tim F1, termasuk Lotus dan Ferrari, dan memenangi gelar pada 1964.

Sebelumnya, John Surtees telah meraih tiga gelar di kelas 350cc dan empat titel di 500cc, dengan total 38 kemenangan dari 45 podium.

Surtees meninggal karena gagal napas pada 10 Maret 2017 di Rumah Sakit St George di London, pada usia 83 tahun dan dimakamkan, di sebelah putranya Henry, di Gereja St. Peter dan St. Paul di Lingfield, Surrey.

Penghargaan untuk John Surtees diadakan pada Rapat Anggota Goodwood pada 19 Maret 2017.

(mir/adm)

Berita Menarik Lainnya :