iMSPORT.TV – Piala Dunia 2022 di Qatar, Minggu 18 Desember berakhir sudah. Argentina keluar sebagai juara dunia, usai menumbangkan Perancis , 3-3 (4-2). Final edisi ke-22 FIFA World Cup ini layak dikenang sebagai salah satu partai final terbaik sepanjang gelaran even tersebut, yang sudah dimulai sejak tahun 1930.
Sejak sebelum dimulainya laga, banyak pihak memang memprediksi pertemuan kedua team akan menjadi final ideal, yang akan menyajikan partai ketat dan berimbang. Kedua finalis hadir dengan para pemain terbaiknya, bahkan Messi dan Mbappe yang menjadi pemain kunci di kedua team, tengah bersaing ketat memburu top scorer turnamen, karena sama-sama telah mengemas 5 gol sepanjang turnamen di Qatar tersebut. Para pemain lain di setiap lini kedua team bertabur bintang yang bermain di kompetisi terbaik di Eropa. Laga makin sarat gengsi, karena baik Argentina maupun Perancis ditukangi para pelatih jenius, yang sudah memenangkan trofi betgengsi sepakbola. Didier Deschamps di Perancis, merupakan kapten tim nasional Les Blues saat merebut Piala Dunia pertamanya di tahun 1998, dan juga pelatih saat mereka merebut juara dunia, empat tahun lalu di Rusia. Sementara Lionel Scolani, juru taktik Tim Tango, sudah mempersembahkan Copa America tahun lalu untuk Argentina.
Tidak heran, partai yang tersaji dalam final PD kali ini, sarat dengan adu strategi dan kelihaian dua pelatih besar tersebut dalam meramu teamnya. Sadar ada sesuatu yang salah dengan permainan teamnya di babak pertama, hingga tertinggal 0-2, Deschamps secara berani mengganti dua pemain seniornya, Giroud dan Dembela yang dianggap sebagai penyebab pinalti bagi Aegentina, yang membuahkan gol pertama bagi lawan, untuk diganti dua pemain muda yang masih minim dalam jumlah capsnya, Muani dan Thuram di menit ke-40. Strategi tersebut terbukti jitu ketika babak kedua, permainan Perancis mampu mengimbangi Argentina, hingga akhirnya berhasil membuat kedudukan imbang 2-2. Dalam perpanjangan waktu, secara dramatis pula, kedua team mengakhiri laga dengan skor sama kuat 3-3.
Final Piala Dunia 2022; Ketika Mental Menjadi Penentu Kemenangan
Jelang akhir perpanjangan waktu, secara jenius Scolani memasukkan pemain veteran Dybala. Sadar kemungkinan partai puncak akan ditentukan lewat adu pinalti, juru taktik Argentina tersebut menambah amunisi pemain yang kenyang pengalaman internasional, sehingga punya mental kuat dalam mengambil tendangan pinalti. Dan terbukti, dua penandang pertama Argentina, Messi dan Dybala sukses memasukkan bola ke gawang Lloris. Sementara penendang kedua dan ketiga Perancis, yang kebetulan adalah dua pemain muda, Couman dan Tchouameni gagal menjebol gawang Martinez.
Deschamps memang membutuhkan pemain dengan daya gedor ekstra saat mengejar ketinggalan teamnya di babak kedua. Sayangnya, pemain muda dengan ketangguhan fisik luar biasa, namun belum banyak pengalaman membela team nasional, bisa jadi belum tentu punya mental kuat, saat adu tendangan pinalti. Sementara, Scolani justru punya kartu truf di tangan para penain seniornya, seperti Messi, Di Maria dan Dybala.
Pada akhirnya, laga partai krusial, final Piala Dunia yang mempertemukan dua team yang punya pemain dengan skill yang tinggi dan juga fisik yang prima, faktor mental yang akhirnya menjadi penentu kemenangan. Mental menjadi pembeda, mana team yang merebut juara dunia, dan mana yang harus menangisi kekalahannya. Untuk edisi kali ini, Argentina yang bertabur pemain bintang yang punya kemampuan teknis tinggi dan fisik yang prima serta mental yang kuat, menyegel gelar juara dunianya yang ketiga, setelah tahun 1978 dan 1986. Sekali lagi, semua pencapaian itu, rangkaian itu hasil dari kerja keras, kerja cerdas, perlu waktu dan kekonsistenan. Tidak ada prestasi yang sim salabim atau hanya berharap kemujuran semata.
Source : Rahmat Edi Irawan (Broadcast Sports Production)
One thought on “Final Piala Dunia 2022; Ketika Mental Menjadi Penentu Kemenangan”