iMSPORT.TV – Yonex perusahaan aparel bulutangkis asal Jepang, lahirkan inovasi baru dengan menggelar turnamen bertajuk Legend’s Vision Mix & Match Badminton Challenge 2020, yang akan dipertandingkan di Taufik Hidayat Arena, Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (11/12) Pukul 14.00 WIB, dilansir dari Facebook Yonex Badminton, Senin (7/12).
Legend’s Vision Mix & Match Badminton Challenge 2020 merupakan program baru yang bertujuan untuk kembali menumbuhkan gairah bermain bulutangkis setelah lama vakum akibat pandemi yang membuat berbagai turnamen dunia harus dihentikan hingga ditunda ke 2021.
“Gelaran ini merupakan inovasi baru yang diinisiasi Yonex untuk menggairahkan kembali semangat bermain bulutangkis setelah sempat vakum akibat pandemi Covid-19 yang melanda di banyak negara. Program ini digelar untuk meramaikan kembali bulutangkis dan lebih menekankan pada unsur hiburan,” tutur Berry Tamba, perwakilan Yonex di Indonesia.
Kejuaraan bulu tangkis tersebut akan menampilkan dua tim yang akan bertarung, masing-masing tim akan dikapteni oleh Taufik Hidayat untuk tim Red Army dan Candra Wijaya di Golden Patriot.
Taufik Hidayat vs Candra Wijaya di Legend’s Vision Mix & Match Badminton Challenge
Sedangkan, Candra Wijaya punya prestasi yang tidak kalah cemerlang, Medali emas Olimpiade Sydney 2000, Juara Dunia 1997, dua kali juara All England 1999 dan 2003, empat kali juara indonesia terbuka, empat kali juara Jepang Terbuka dan tiga kali memboyong Piala Thomas 1998, 2000 dan 2002
- Tim Red Army diperkuat Marcus Fernaldi Gideon, Fajar Alfian, Sony Dwi Kuncoro, Teges Satriaji dan Muhammad Nendi Novatino.
- Tim Golden Patriot diperkuat Kevin Sanjaya Sukamuljo, Muhammad Rian Ardianto, Tommy Sugiarto, Gabriel Christopher Wintan Wijaya, dan Galuh Dwi Putra.
“Tak hanya tampil di nomor tunggal, saya pun siap bertanding di ganda berpasangan dengan Marcus, Fajar atau pemain lain,” kata Taufik, pemain kelahiran Pangalengan (Jabar), 10 Agustus 1981.
“Saya sudah mempersiapkan diri dengan baik. Saban hari latihan. Tak hanya di ganda, saya pun siap main di tunggal seperti dulu di awal karier saya,” ucap Candra.
Memiliki regulasi pertandingan dengan konsep berbeda dari pertandingan bulutangkis lainnya. Masing-masing tim terdiri atas enam pemain, termasuk sang kapten. Mereka akan turun bertanding di lima nomor. Yaitu, tiga partai ganda dan dua tunggal. Di partai tunggal, poin maksimal adalah 30. Sementara 15 poin untuk permainan ganda. Selama bertarung, boleh terjadi pergantian pemain. Hanya khusus di ganda, sistem pergantiannya adalah satu pasang.
Selain itu, setiap pemain hanya memiliki 10 flights atau nyawa. “Flights” adalah kesempatan untuk memenangkan pertandingan dan mereka hanya bisa memakai satu flights untuk satu poin. Artinya, tidak ada satu pun pemain yang memiliki cukup flights di lapangan dan memenangkan pertandingan itu sendiri.
Tak hanya digelar di Jakarta, Mix & Match Challenge juga berlangsung di tujuh negara lainnya. Yaitu di Jepang pada 29 November, Korea Selatan (5 Desember), China (12 Desember), India (19 Desember), China Taipei (26 Desember), Malaysia (28 Desember), dan Denmark yang waktunya akan ditentukan kemudian.
Karena masih dalam pandemi Covid-19, maka pertandingan ini akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Penonton tidak diperkenankan datang ke arena. Bagi para penggemar bulutangkis, bisa menikmati tontonan seru dan menghibur Mix & Match Challenge persembahan Yonex ini lewat livestreaming di Channel Youtube Yonex dan Facebook Yonex Badminton.
Turnamen Mix & Match Challenge digelar di tujuh negara lain,
- Jepang (29 November)
- Korea Selatan (5 Desember)
- China (12 Desember)
- India (19 Desember)
- China Taipei (26 Desember)
- Malaysia (28 Desember)
- Denmark (belum ditentukan)
(amr)
Baca Juga :
One thought on “Taufik Hidayat vs Candra Wijaya di Legend’s Vision Mix & Match Badminton Challenge”