iMSPORT.TV – Perwakilan FIFA mendatangi kantor Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) di GBK Arena, Jakarta, pada Senin (10/10), kemarin.

FIFA Development Project Coordinator, Niko Nhouvannasak, diutus untuk membahas secara detail tragedi Kanjuruhan. Kedatangan Niko, disambut langsung oleh Ketum PSSI Mochamad Iriawan, beserta petinggi federasi sepakbola Indonesia.

“Kami menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan FIFA. FIFA menyatakan bahwa akan terus lakukan pendampingan dan memberikan dukungan terbesar kepada PSSI setelah insiden tersebut,” kata Iriawan di laman resmi PSSI.

“Langkah-langkah nyata dan solusi terbaik ke depan, jadi topik pembahasan pada rapat tadi. Pertemuan ini merupakan rapat awal yang diikuti oleh serangkaian kegiatan pendampingan FIFA, demi meningkatkan perkembangan sepakbola di Indonesia,” tambahnya.

• FIFA Akan Segera Berkantor di Indonesia

Perwakilan FIFA Sambangi Kantor PSSI di GBK Arena

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Presiden FIFA Gianni Infantino, dijadwalkan ke Indonesia, bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo, dalam rangka mengawal transformasi sepakbola Tanah Air.

“Tanggal 18 Oktober, Presiden FIFA akan hadir di sini [Indonesia] bertemu dengan Bapak Presiden RI Joko Widodo, untuk menyepakati beberapa hal. Kita harapkan pertemuan itu memberikan hasil baik,” ujar Erick.

Menurut Erick, niat baik FIFA dan Pemerintah Indonesia dalam membenahi sepakbola Indonesia, patut diapresiasi. Ini kesempatan emas untuk Indonesia memperbaiki tata kelola sepakbola negeri, dan butuh dukungan semua pihak, terutama klub, suporter, keamanan, dan pemegang hak siar.

“Kalau kita mau transformasi, ini harus menyeluruh. Ini tragedi yang memilukan. Sangat menggerus hati. Tak boleh terjadi lagi. Ini pelajaran yang sangat berat buat sepakbola Indonesia dan bangsa,” ujar Erick.

Tragedi yang terjadi di stadion Kanjuruhan, akibat sejumlah gas air mata yang ditembakkan ke arah tribun, menyebabkan 131 korban meninggal dunia.

(mir)

Baca : Erick Thohir bertemu Presiden FIFA Membahas Tragedi Kanjuruhan