
iMSPORT.TV – Di balik sorot lampu dan gemuruh kompetisi FIG World Challenge Cup 2025 di Szombathely, Hungaria, Tim Gimnastik Artistik Indonesia Putra berdiri dengan hati yang berat. Mereka baru saja kehilangan sahabat, rekan setim, sekaligus sahabat, Naufal Takdir Al Bari, yang mengembuskan napas terakhirnya di Penza, Rusia. Duka itu begitu dalam, tetapi mereka memilih untuk tetap melangkah, menjadikannya sumber kekuatan.
Tim Gimnastik Artistik Indonesia Abiyu Raffi, M. Aprizal, Agung Suci Tanto, Satria Tri Wira Yudha, dan pelatih M. Tri Saputra tetap menjalani rangkaian program pelatnas dengan penuh disiplin, berusaha menjaga semangat. Mereka sadar, tryout ke Szombathely ini adalah bagian penting dari persiapan menuju 53rd FIG Artistic Gymnastics World Championships Jakarta, SEA Games 2025 Thailand, dan jalan panjang menuju Olimpiade Los Angeles 2028.
“Banyak kesusahan kami di Hungaria sejak hari pertama. Dengar kabar kondisi Naufal yang turun, tiba-tiba langsung podium training, besoknya tanding, dan kemudian mendengar kabar Naufal sudah tidak ada. Sementara kami dituntut untuk tetap fokus pertandingan di Hungaria. Rasanya pikiran kami kacau banget saat itu. Hanya semangat yang membuat kami tetap kuat. Kami mau membuktikan semua ini untuk Naufal,” kata Satria.
Satria mengenang Naufal bukan hanya sebagai rekan latihan, tetapi sebagai sahabat yang menemaninya jatuh bangun.
“Pertandingan ini ku persembahkan buat sahabat terbaikku, Naufal Takdir Al Bari. Susah senang sudah kita lewati bersama selama pelatnas — dari jatuh, bangkit lagi, sampai ketawa bareng di tengah capeknya latihan. Lu teman gila gua, Pal haha. Berat banget ngelewatin semua ini tanpa lu. Maaf ya, Pal, kali ini gua belum bisa kasih penampilan terbaik. Setiap detik di arena, gua selalu inget lu. Gua kangen banget, Pal. Every step forward, you’ll become my spirit. Rest in peace, my brother, you are a real hero,” tulis Satria dalam unggahan pribadinya.
- Kronologi Atlet Gimnastik Indonesia Naufal Takdir Al Bari Meninggal di Rusia
- PSSI Ingatkan Suporter Indonesia Hati-Hati Beli Tiket Laga Lawan Arab Saudi
Kisah Haru Tim Gimnastik Artistik Indonesia di Hungaria
Naufal mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan saat sesi latihan pada apparatus high bar di The Palace of Sport Training Center Burtasy. Ia langsung dilarikan ke Rumah Sakit G.A. Zakharyin dan dirawat di ICU hingga akhirnya berpulang.
Kami hancur, tapi Kami harus bertanding untuk Naufal, untuk Indonesia
“Naufal itu anak baik, pekerja keras banget. Waktu Naufal cedera terus dibawa ke rumah sakit, itu baru dua minggu kita di Rusia, jadi masih ada dua minggu terakhir kami gak sama Naufal karena ia di rumah sakit. Rasanya tim gak lengkap, ada yang kurang karena kami kehilangan satu orang saat latihan. Ada yang kurang. Tapi waktu itu kita terus berdoa buat Naufal supaya cepat pulih.”
Satria mengatakan, tim sempat diliputi rasa marah dan kecewa karena tidak bisa menjenguk sahabat mereka ketika Naufal di ICU.
“Agak kesel karena rumah sakit tidak membolehkan kami menjenguk. Hanya Coach Ferrous (Ferrous One Willyodac – pelatih Naufal) didampingi Mba Indri, interpreter Rusia, yang sempat jenguk, itu pun maksa (agar diizinkan menjenguk Naufal),” ujar Satria.
Meski dihantui rasa kehilangan, tim tetap berlatih dan mempersiapkan diri. Mereka sadar, keikutsertaan di Szombathely bukan sekadar kewajiban, tetapi sebuah perjalanan untuk mewujudkan cita-cita yang dirajut bersama.
Meski terpukul, Satria dan tim akan tetap berusaha mencapai tujuan, yakni menyelesaikan semua pertandingan.
“Kami akan tetap melanjutkan perjuangan yang kita bangun bersama untuk Naufal. Kami tetap ingin mewujudkan cita-cita ini, untuk Naufal, untuk Indonesia.”
(amr/adm)
Berita Menarik Lainnya :