
iMSPORT.TV – Dunia tenis kembali diguncang skandal integritas setelah petenis asal China, Pang Renlong, resmi dijatuhi hukuman larangan bertanding selama 12 tahun.
Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) mengonfirmasi pada Sabtu waktu setempat, bahwa atlet berusia 25 tahun tersebut terbukti terlibat dalam sindikat pengaturan skor yang luas.
Selain hukuman larangan bermain, Pang juga dikenakan denda fantastis sebesar 110.000 dolar AS atau sekitar Rp1,8 miliar.
Dilaporkan The Independent, Sabtu, 20 Desember, Pang mengaku melakukan match fixing pada lima pertandingan tunggalnya sendiri di tingkat ITF World Tennis Tour M15, M25, dan ATP Challenger 50.
Tidak hanya itu, dia juga disebut melakukan 17 kali ’pendekatan koruptif’ kepada pemain lain dalam 11 pertandingan tambahan, dan berujung pada match fixing enam pertandingan lainnya.
Pang, yang mencapai peringkat tunggal tertinggi dalam kariernya di posisi 1.316 pada November 2024, bahkan sempat mengikuti kualifikasi ATP Challenger Jinan Open di China, saat skandal ini berlangsung.

Dia menerima sanksi yang telah disepakati dengan ITIA dan melepaskan haknya untuk melakukan sidang dengar pendapat di hadapan Petugas Dengar Pendapat Antikorupsi (Anti-Corruption Hearing Officer) independen.
Akibat pelanggaran berat ini, karier profesional Pang praktis berakhir, karena masa skorsingnya berlaku hingga 6 November 2036. Sesuai aturan ketat integritas, ia dilarang keras untuk bermain, melatih, atau bahkan sekadar menghadiri acara tenis apa pun yang disetujui oleh organisasi tenis internasional, maupun federasi nasional.
Dari total denda yang dijatuhkan, sebesar 70.000 dolar AS berstatus ditangguhkan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
Kasus Pang ini menambah daftar panjang pembersihan “mafia” tenis oleh ITIA, menyusul sanksi 20 tahun yang dijatuhkan kepada pemain Prancis, Quentin Folliot, awal bulan ini.
(adm/amr)
Berita SEA Games 2025 Lainnya :
