Adelia Chantika Aulia, Bibit Unggul Perenang Putri Indonesia

iMSPORT.TV – Adelia Chantika Aulia, perenang berusia 13 tahun asal DKI Jakarta, mengaku kaget bisa meraih 3 medali emas dan pecahkan rekor di Pekan Olahraga Nasional (PON) Ace-Sumut 2024. Remaja ini sendiri benar-benar tak menyangka dapat melakukan itu semua.

Chantika membuat kejutan saat tampil di lomba hari kelima cabor renang PON XXI Aceh-Sumut 2024 (Rabu 18 September 2024). Dalam satu hari, Chantika berhasil memboyong dua medali emas sekaligus melengkapi perolehannya menjadi tiga emas

Dia finish dengan catatan waktu 1 menit 04,07 detik. Catatan waktu itu memecahkan rekor PON atas nama Flairene Candrea, saat babak penyisihan PON XXI, dengan catatan 1 menit 04,68 detik.

Saya gak menyangka bisa meraih dua medali emas dalam satu hari. Apalagi, sampai pecahkan rekor PON,” kata Chantika, dalam keterangan persnya.

Saya benar-benar tidak menyangka dengan semua ini. Terlebih untuk medali emas di nomor 100 meter punggung. Saya menang dengan selisih 0,01 detik,” imbuhnya.

Pada nomor 100m gaya punggung putri, Chantika memang hanya unggul tipis dari Alegra Linette Sruy. Perenang asal Bali itu finish dengan catatan 1 menit 04,08 detik.

Selain dua emas yang didapatkan pada hari kelima perlombaan, Chantika sebelumnya sudah berhasil meraih medali emas pada nomor 200 meter gaya punggung putri.

Ia juga memenangkan perlombaan dengan catatan waktu 2 menit 16,77 detik. Catatan waktu itu pecahkan rekor PON yang sebelumnya diraih Nurul Fajar Fitriyati saat PON XX Papua lalu, dengan waktu 2 menit 19,78 detik.

“Ini PON pertama saya dan saya benar-benar tidak menyangka kalau sampai saat ini sudah mendapatkan tiga medali emas,” ucap Chantika.

Tidak terpikirkan oleh saya kalau bisa mendapatkan medali emas dan memecahkan rekor. Jujur saya sangat senang dengan apa yang saya dapatkan di PON ini,” tutupnya.

Adelia Chantika Aulia, Bibit Unggul Perenang Putri Indonesia

Ambisi jadi Perenang Putri Terbaik Indonesia
Adelia Chantika Aulia, perenang remaja yang berpotensi besar untuk menancapkan namanya sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia, di Kejuaraan Nasional antarklub bertajuk 5’th Indonesia Open Aquatic Championship (IOAC) 2023, akhir tahun lalu, di Stadion Akuatik Gelora Bung Karno.

Adelia tampil impresif ketika dinobatkan sebagai perenang terbaik putri Grup 3, usia 12-13 tahun. Dia berhasil mengumpulkan 10 medali dari kejuaraan tersebut. Rinciannya, 8 medali emas dan 2 medali perunggu.

Dia juga sukses pecahkan empat rekor nasional sekaligus di kelasnya pada nomor 100 m gaya bebas, 50 m gaya punggung, 200 m gaya punggung, dan 50 m gaya bebas.

Adelia Chantika Aulia lahir di Riau, pada 20 Januari 2011, dari pasangan Ricky Aulia dan Helendra. Sejak kecil, Chantika memang sudah cinta dengan olahraga renang ini.

Dia sudah berlatih renang sejak kelas 2 SD, saat teman-teman sebayanya masih asyik bermain. Namun, hal itu tak menghalanginya untuk fokus menggapai cita-citanya.

Memang kemauan saya berlatih renang. Tapi, awalnya karena waktu itu saya melihat saudara sepupu berlatih renang, kemudian saya pikir kayaknya enak, akhirnya lanjut sampai sekarang,” ungkap Chantika.

Chantika mengawali ambisinya menjadi perenang putri nomor satu Tanah Air bersama klub Stafan Riau.

Dari klub Stafan, dia kemudian pindah ke klub Riau Aquatic. Bersama klub tersebut, gadis berusia 13 tahun itu, makin mematangkan kemampuan renangnya. Chantika membuktikan jika dirinya memang dilahirkan menjadi perenang dengan menjuarai berbagai perlombaan. Sederet prestasi menguatkannya untuk berkomitmen menjadi atlet renang.

Saya makin serius di renang, karena termotivasi mau meraih prestasi yang lebih tinggi,” ujar Chantika.

Komitmen sang anak, dilihat positif oleh kedua orang tuanya. Akhirnya, Chantika pun dipindahkan dari sekolah biasa ke home schooling, guna memudahkannya mengatur jadwal latihan.

Mama saya memindahkan ke home schooling sejak kelas 4 SD, supaya bisa fokus lagi dalam berlatih renang,” kata Chantika.

Pada 2022, Chantika memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan bergabung dengan Millennium Aquatic, guna meningkatkan level kompetitifnya. Pasalnya, di Jakarta lebih banyak yang bisa dijadikan rekan latih tanding ketimbang di Riau.

Saya bergabung dengan Millennium Aquatic karena saya ingin mendapatkan latihan yang lebih. Saya yakin Millennium bisa membantu saya lebih dekat menggapai cita-cita saya menjadi perenang top,” ucap Chantika yang mengidolakan perenang nasional Anak Agung Istri Kania Ratih Atmaja, dan Olimpian asal Swedia, Sarah Sjostrom.

Chantika pun mengakui jika kemampuannya berkembang lebih pesat setelah bergabung dengan klub yang dipimpin oleh pelatih pelatnas renang, Albert Sutanto. “Soalnya programnya bagus dan tertata jadi progresnya positif,” tuturnya.

Meski begitu, apa yang sudah didapat Chantika hingga saat ini, tak lantas membuatnya puas. Dia merasa kemampuannya saat ini masih sangat jauh untuk menggapai cita-citanya menjadi seorang Olimpian.

Maka, dia berharap PB Akuatik Indonesia menggelar lebih banyak event seperti Festival Akuatik Indonesia (FAI) dan IOAC, agar para perenang bisa mendapatkan pengalaman bertanding lebih sering dan memperbesar peluang para atlet dilirik masuk pelatnas.

Saya senang dengan apa yang sudah saya raih sejauh ini, tapi saya merasa masih belum puas, karena masih ingin terus berkembang. Saya juga ingin membanggakan orang tua dengan prestasi yang saya dapatkan,” kata Chantika.