Aturan Baru: Kiper Dihukum Pegang Bola Lebih dari 8 Detik

Aturan Baru Kiper Dihukum Pegang Bola Lebih dari 8 Detik - IMSPORT.TV

iMSPORT.TV – Ada aturan baru di liga-liga top Eropa pada musim ini. Seorang kiper akan dihukum corner kick, jika kelamaan pegang bola delapan detik!

Dirangkum dari BBC, aturan itu diberlakukan oleh Badan asosiasi sepakbola internasional yakni, IFAB. Sejak Maret kemarin, mereka sudah mengumumkan akan memakai aturan itu di liga-liga dunia per musim 2025/2026.

Kiper Burnley, Martin Dubravka sudah dapat ganjarannya saat hadapi Tottenham, Sabtu (16/7). Timnya dihukum tendangan sudut karena dirinya terlalu lama memegang bola selama delapan detik.

Perubahan aturan yang baik adalah ketika laga bisa berjalan adil untuk kedua tim. Kiper yang terlalu lama memegang bola akan membuang-buang waktu dan laga tidak efektif,” jelas Direktur Teknis IFAB dan mantan wasit Premier League, David Elleray.

Maka, International Football Association Board (IFAB) telah mengumumkan peraturan terbaru untuk penjaga gawang pada pertemuan ke-139 yang berlangsung di Belfast, Irlandia, pada awal Maret 2025. Dengan adanya perubahan ini, penjaga gawang tidak diperbolehkan menahan bola lebih dari delapan detik.

Jika batas waktu tersebut dilanggar, wasit akan memberikan tendangan sudut untuk tim lawan. Sebelumnya, kiper hanya diperkenankan memegang bola selama enam detik. Apabila melanggar aturan ini, wasit akan memberikan tendangan bebas tidak langsung kepada tim lawan dari posisi kiper berdiri.

Peraturan baru ini dijadwalkan mulai berlaku pada musim 2025/2026. Menurut informasi dari laman resmi IFAB, keputusan ini diambil setelah melakukan uji coba sepanjang musim 2024-2025 di Premier League 2 (kompetisi akademi Inggris) serta liga di Malta dan Italia.

Sebab, ada satu perbandingan mencolok ketika Brighton menang atas Manchester United 3-1 di Old Trafford tahun 2023. Kiper MU, Onana rata-rata hanya memegang bola selama 4,8 detik sementara kiper Brighton, Jason Steele rata-rata memegang bola selama 14,8 detik!

Aturan itu sebelumnya sudah dilakukan IFAB di liga kasta kedua di Inggris dan Italia. Usut punya usut, aturannya sebenarnya sudah ada sejak lama tapi belum diterapkan operator-operator liga.

Di lapangan, wasit akan memberikan aba-aba kepada kiper juga sudah memegang bola dan mengangkat tangan jika waktu yang tersisa mencapai tiga detik lagi.

Di beberapa pertandingan Liga Inggris pekan pertama, terlihat memang, kiper-kiper sudah tidak berani lama-lama memegang si kulit bundar.

Dalam lebih dari 400 pertandingan yang diuji coba, hanya ada tiga kejadian kiper dihukum dengan tendangan sudut, karena menahan bola terlalu lama, dan semuanya terjadi di Inggris.

Sementara itu, di Italia, aturan percobaan yang berbeda diterapkan dengan memberikan lemparan ke dalam kepada lawan, yang hanya terjadi satu kali.

Uji coba ini dianggap berhasil, karena dapat mengurangi praktik buang waktu tanpa memberikan keuntungan berlebihan kepada tim lawan. Oleh karena itu, IFAB memutuskan untuk menerapkan aturan baru ini di semua kompetisi mulai Juli 2025.

Aturan Baru: Kiper Dihukum Pegang Bola Lebih dari 8 Detik

Menurut IFAB, wasit akan menerapkan hitungan mundur visual selama lima detik sebelum memberikan hukuman kepada kiper yang menahan bola lebih dari delapan detik, dengan tendangan sudut untuk tim lawan.

Dalam penjelasannya, IFAB menyatakan bahwa, wasit seringkali enggan menegakkan aturan enam detik, karena tendangan bebas tidak dianggap terlalu menguntungkan bagi tim lawan.

Ini disebabkan oleh tingginya peluang mencetak gol dari tendangan bebas, sementara saat pelanggaran terjadi, tim lawan tidak berada dalam posisi menguasai bola.

Berdasarkan penelitian, kiper biasanya hanya memerlukan waktu kurang dari enam detik untuk melepaskan bola dalam situasi serangan balik yang cepat. Namun, ketika mereka sengaja memperlambat waktu, durasi dapat mencapai lebih dari 20 detik dengan menggunakan taktik seperti terjatuh ke tanah sebelum perlahan bangkit kembali.

IFAB percaya bahwa penerapan aturan ini secara sistematis dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan frekuensi pelanggaran dengan hukuman kehilangan penguasaan bola, tanpa memberikan keuntungan mencetak gol secara langsung bagi lawan.

Dengan langkah ini, diharapkan permainan menjadi lebih adil dan dinamis, serta mengurangi praktik waktu yang tidak fair dalam pertandingan.

(adm/amr)

Berita Menarik Lainnya :