
iMSPORT.TV – Fasih Bahasa Indonesia, Simon Tahamata Sebut Kriteria Pemain dan Alasan Pilih Indonesia. Kepala pemandu bakat timnas Indonesia, Simon Tahamata, membuat kejutan dengan lancar menggunakan Bahasa Indonesia saat diwawancara sejumlah media Tanah Air, saat sedang memantau latihan timnas INdonesia di Stadion Madya. Senin (2/8).
Legenda sepak bola asal Belanda berdarah Maluku itu mengungkapkan alasan di balik keputusannya bergabung dengan Timnas Indonesia.
“Saya di sini karena Indonesia punya talenta. Coach Patrick tanya saya, mungkin saya mau ikut dengan Patrick di sini (Timnas Indonesia). Saya bisa kembali ke Ajax, tetapi saya mau pulang kembali di sini. Saya ingin menolong Patrick dan teman-teman di sini, jadi kami ada di sini untuk tolong Indonesia dan juga untuk anak-anak muda,” kata Simon.
Simon telah menghabiskan 10 tahun menjadi pelatih akademi dan tim junior Ajax, juga pernah melatih akademi dan tim junior Standard Liege dan Germinal Beerschot di Belgia.
Ia juga berbicara mengenai pentingnya pengembangan sepak bola yang dimulai sejak usia dini.
“Mulai dari (pembinaan) kita di Belanda, mulai dari di bawah 8 tahun. Jika di sini di bawah 13, 15, itu sudah terlambat,” jelas Simon yang berpengalaman panjang di dunia sepak bola Eropa, khususnya bersama Ajax.
- Skenario Lolos Otomatis Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026
- KAPAL API Indonesia Open 2025 : Jafar/Felisha melangkah, Meilysa/Rachel terhenti
Lancar Bahasa, Simon Tahamata Sebut Kriteria Pemain dan Alasan Pilih Indonesia
Dalam sesi wawancara pertama kalinya bersama wartawan, Ia menekankan kehadirannya di Tanah-Air untuk olahraga semata.
“Kami bawa (banyak eks) Ajax di sini untuk tolong Indonesia, Timnas mau bermain di Piala Dunia. Dari itu saya di sini. Saya tak ada kepentingan politik, saya ini buat sport (olahraga, sepak bola), saya mau Indonesia ke muka (terkenal di mata dunia), dan Indonesia ini akan besar,” ujar Simon.
Simon Tahamata juga menjelaskan tentang kriteria pemain-pemain idamannya, usai ditunjuk PSSI mengisi posisi ini pada 22 Mei lalu.
Menurutnya, pemain yang menjadi targetnya adalah para pemain yang tidak hanya bertalenta, tapi juga memilikl teknik, fleksibilitas, dan mentalitas.
“Saya ingin memilih pemain yang bisa menggunakan kedua kaki (sama bagusnya), kemampuan teknis yang sangat bagus, mental pemenang,” kata dia.
Simon tidak mementingkan tinggi badan, karena seseorang tak mempengaruhi kemampuan mereka dalam mengolah bola. Ia mencontohkan dirinya yang bertinggi 1,64 meter, tapi mampu bersaing dengan pesepak bola hebat di Eropa.
“Saya kecil, tapi saya bermain dengan orang-orang yang tinggi-tinggi. Saya harus pakai cara lain (untuk bermain), harus pintar,” kata dia. Dilansir dari Tempo,
(amr/adm)
Berita Olahraga Lainnya :