
iMSPORT.TV – Tim panjat tebing Indonesia harus mengikuti kejuaraan Asia terakhir sebagai kesempatan untuk dapat berlaga di Olimpiade Tokyo, meski pelaksanaannya masih menunggu kepastian dari International Federation of Sport Climbing (IFSC).
IFSC hingga saat ini belum mengumumkan lokasi kejuaraan Asia Panjat Tebing terbaru, yang sebelumnya dijadwalkan di China pada awal Desember 2020 yag kemudian diubah akibat situasi pandemi.
“Sampai hari ini belum ada keputusan dari pihak IFSC. Tapi jika sampai itu (Kejuaraan Asia) gagal dilakukan maka kesempatan kita sudah tidak ada,” kata manajer timnas panjat tebing Indonesia, Flrorenciano Hendricus Mutter, kepada detikSport, Kamis (29/10/2020).
Flrorenciano menambahkan, situasi kian berat untuk dilangsungkan karena peraturan dari IFSC mengharuskan tiap peserta melakukan karantina selama dua pekan, sebelum dan sesudah pertandingan, hal tersebut membuat situasi menjadi harap-harap cemas.
Tim Panjat Tebing Indonesia Cemas Tatap Olimpiade
“Nah, ini kita tidak tahu siapa yang bayar. Tuan rumah maupun peserta semua keberatan dengan salah satu syarat itu. Makanya ada kemungkinan batal digelar. Tapi belum putus,” dia membeberkan.
Sedangkan kalau dari perfoma keseluruhan atlet Indonesia, Hendri menilai Merah-Putih punya peluang bersaing.
“Kansnya fifty-fifty karena untuk nomor speed (adu cepat) kami sangat yakin. Tapi lombanya kan multiple ada boulder (panjat tebing tanpa pengaman tali) dan lead (panjat tebing dengan belayer) dan itu agak berat untuk kami masuk di lima besar.”
Adapun pesaing terbesar tim panjat tebing Indonesia di Asia yaitu Korea, Jepang, dan Iran. Sementara Asia Tenggara bersaing dengan Filipina dan Thailand.
“Jadi bersaingnya cukup ketat. Ya, kami tetap berharap kejuaraan tersebut bisa berlangsung karena jika tidak kuota Olimpiade secara otomatis diberikan kepada Korea,” sebutnya. (amr)
Baca juga :