iMSPORT.TV – Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Norman Marciano mengatakan akan memberi kesempatan Game buatan Indonesia, Lokapala, di pertandingan di PON ke-20 Papua, usai melakukan kunjungan ke pengembang game Anantarupa Studios Kamis (17/12/2020).
Lahirnya game Lokapala pada 2017, terinspirasi dari besarnya animo pada game mobile yang dimulai sekitar 3 tahun lalu. Tentu saja, kehadiran Game Lokal 5v5 Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) dan tim developer yang berbasis di Jakarta (Anantarupa Studios) mematahkan asumsi bahwa developer Indonesia tidak mampu bersaing dengan negara-negara adidaya game-game eSports seperti Cina dan Korea.
“Kedepannya, saya juga ingin KONI menjadi bagian penting dalam mempromosikan dan mendorong Lokapala sebagai game esports nasional,” tutur Norman.
“Esports akan menjadi salah satu cabang eksebisi pada PON ke-20 di bulan Oktober 2021 mendatang, yang bertempat di Papua. KONI melalui PB Esports akan memberikan kesempatan bagi Lokapala untuk dapat menjadi salah satu game yang dipertandingkan.” lanjut Norman.
Baca : Dorna Sports dan MP1 Resmi Hadirkan MotoGP eSports Indonesia Series 2021
KONI akan Pertandingkan Game Mobile Lokapala Buatan Indonesia di PON XX Papua
Game Mobile Lokapala yang berbasis cerita dari sejarah dan mitologi Indonesia. Namun Ksatria yang disajikan melalui proses reinterpretasi agar karakter bisa menjadi IP original Lokapala.
“Salah satu contohnya itu Gatot Kaca. Kalau di Lokapala, namanya adalah Ilya. Ini karena ketika tim kami melihat kisah Gatot Kaca, ternyata ceritanya adalah dia menjadi kuat karena kekuatan yang diberikan oleh para dewa. Maka dari itu, untuk Lokapala, kami melakukan proses reinterpretasi. Kami gambarkan Gatot Kaca itu sebagai anak kecil perempuan, namun dia diberikan sebuah robot bersenjatakan penuh yang membuatnya jadi siap bertempur.” Diana menceritakan soal proses reinterpretasi Gatot Kaca menjadi Ksatriya bernama Ilya di dalam Lokapala. Dilansir dari Hybrid.
Besarnya minat pemain lokal sangat disayangkan dan perlu diimbangi dengan hadirnya game lokal di ajang eSports nasional. Selain itu, industri game menjadi industri konten digital nomor satu di dunia, walaupun di tengah pandemi COVID-19.
Tentu saja menjadi tantangan yang berdampak pada lambatnya pertumbuhan industri game lokal, dimana 99 persen pendapatan game dikuasai game impor.
“Kita tidak menutup game impor, tetapi Lokapala sebagai game esports lokal ini harus kita support bersama dan harus kita kasih kesempatan untuk bersaing dengan game impor secara berimbang,” kata Norman.
CEO Anantarupa Studio, Ivan Chen mengaku optimistis game esport Lokapala bisa diterima masyarakat Indonesia dan bersaing dengan game esport buatan luar negeri yang telah hadir lebih dulu di Indonesia.
“Kita merasa optimistis masyarakat bisa menerima game kita. Contohnya waktu soft launching, dalam waktu 4 bulan game kita sudah dimainkan 1,5 juta. Itu tidak ada promosi atau turnamen.
Itu artinya masyarakat Indonesia menerima,”kata Ivan. “Ke depan kita akan banyak menggelar turnamen sehingga kita bisa bersaing dengan game-game lain buatan luar negeri,” ujarnya. (amr)
Baca Juga :