Prestasi Muhammad Ali, Legenda Tinju, Pembela Kemanusiaan

Prestasi Muhammad Ali, Legenda Tinju, Pembela Kemanusiaan - iMSPORT.TV

iMSPORT.TV – Cassius Marcellus Clay Junior atau Muhammad Ali, satu-satunya petinju yang memenangkan sabuk gelar juara dunia kelas berat sebanyak 3 kali (1964, 1974,1978), dan dinobatkan sebagai Juara Dunia Tinju Kelas Berat yang dijuluki “The Greatest”.

Perkenalannya dengan tinju (1954), dimulau dari seorang polisi bernama Joe Martin (pelatih tinju), yang dikenalnya saat ia kehilangan, saat usia 12 tahun. Bersama Martin, Ia diajari tinju sampai tingkat profesional.

Atlet kelahiran Louisville, Amerika Serikat pada 17 Januari 1942 ini, dikenal sebagai sosok inspiratif yang sangat dermawan, kontroversial dan punya pengaruh baik di dalam maupun di luar ring.

Sejak mengawali karier tinju amatir pada 1959, Ali telah mencatat dua kemenangan Juara Turnamen Sarung Tinju Emas Nasional dan Juara Nasional Uni Atletik Amatir, berlanjut pada 1960, dengan medali emas (kelas berat ringan) di Olimpiade Roma.

Prestasi Muhammad Ali, Legenda Tinju, Pembela Kemanusiaan

Clay, beragama Islam dan mengubah nama “budak”-nya menjadi Muhammad Ali dan memberikan pesan kebanggaan ras untuk Afrika Amerika, serta perlawanan terhadap dominasi putih selama Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika [1960-an].

Sempat vakum dari dunia tinju selama lebih dari 3 tahun, karena menolak ikut wajib militer di perang Vietnam, membuat ia jadi ikon anti perang paling terkenal di Amerika.

Dia bahkan dikenai sanksi larangan bertanding di USA pada awal 1967 dan meletakkan gelar juara dunia kelas berat. Pada 1970, Ali kembali ke atas ring menantang juara dunia Joe Frazier.

61 kali pertandingan yang dijalani, 56 kali kemenangan dengan 37 kali TKO/KO, dan hanya mengalami 5 kekalahan.

Muhammad Ali dikenal sebagai petinju yang punya kombinasi skil yang kompleks (Counter Boxer, Brawler, Slaughter) lengkap dengan pukulan yang sulit ditebak dan terarah keras.

Muhammad Ali juga dinobatkan sebagai “Fighter Of The Year” yang melebihi petinju lainnya versi The Ring Magazine, karena dirinya terbanyak memenangi pertandingan dari petinju-petinju yang bergelar Fighter of the Year.

Pada 1990, Ali resmi masuk dalam daftar legenda tinju dunia versi Internasional Boxing Hall Of Fame (IBHOF), dan berada di peringkat atas kategori petinju era modern.

Penghargaan Muhammad Ali :

  • Fighter Of The Century – memenangkan 7 pertandingan petinju di daftar IBHOF
  • 100 orang berpengaruh penting abad ke 20 – Time Magazine
  • Presidential Citizens Medal – Presiden Bill Clinton
  • “Sportsman of the Century” – Sports Illustrated (1999)

Pertandingan tinju Muhammad Ali juga pernah digelar di Istora Senayan, Jakarta, saat menghadapi Rudie Lubbers, pada 20 Oktober 1973. Meski disebutkan sebagai pertandingan eksibisi, nyatanya ini adalah pertandingan resmi, walau tidak memperebutkan gelar.

Sebuah negara yang unik, yang penduduknya sangat bersahabat, dan selalu tersenyum kepada siapa pun.” Kesan Muhammad Ali saat pertama ke Indonesia (1973).

Usai pensiun pada 1984, dirinya didiagnosa mengidap penyakit ‘parkinson’. The Greatest meninggal dunia pada 4 Mei 2016. Meninggal akibat parkinson yang dideritanya sejak 1980-an. Ali mengklaim dirinya sebagai ‘yang terhebat’ dengan segudang prestasi yang tak main-main. (amr)

Baca :