
iMSPORT.TV – Carlos Alcaraz merasa selangkah lebih maju dari Jannik Sinner, setelah mengalahkan petenis Italia itu di final US Open, untuk memperpanjang keunggulan head to head-nya menjadi 10-5, memenangi tujuh dari delapan pertandingan mereka.
Kekalahan itu membuat Sinner kehilangan posisi No. 1 di peringkat ATP, dan juga mendorong juara Wimbledon itu untuk melakukan banyak perubahan dalam penampilannya. Namun, Alcaraz yakin ia masih selangkah lebih maju.
“Saya tahu dia akan melakukan perubahan,” kata Alcaraz tentang Sinner dalam konferensi pers pra-turnamen ATP 500 Japan Open di Tokyo, dikutip dari ATP, Kamis.
“Dia akan mengubah sesuatu dari pertandingan terakhir. Itu sama seperti yang saya lakukan ketika saya kalah darinya beberapa kali. Saya berusaha menjadi pemain yang lebih baik.“
“Pada pertemuan selanjutnya dengan dia, saya sudah menduga dia akan melakukan hal yang sama, dengan mengubah beberapa hal, dan saya harus fokus dan siap dengan perubahan tersebut,” ujar petenis Spanyol itu.
“Saya akan mencoba mengatasi perubahan-perubahan itu dan siap untuk rivalitas itu. Saya pikir situasinya semakin membaik bagi saya. Kita lihat saja nanti berapa kali saya akan bermain melawannya dan dalam situasi apa kami akan bermain. Tapi saya pikir saat ini semuanya berjalan dengan baik.”
Tahun ini merupakan tahun yang dominan bagi Alcaraz. Dengan 62 kemenangan dan tujuh trofi musim ini, menurut indeks menang/kalah ATP, ia hanya terpaut empat kemenangan lagi untuk melampaui rekor pribadinya, yaitu 65 kemenangan, yang ia raih pada 2023.
Ia juga menjadi pemimpin klasemen ATP Live Race To Turin dan berada di posisi yang tepat untuk meraih gelar ATP akhir tahun keduanya.
Meskipun sukses, Alcaraz menepis anggapan bahwa ia akan mengejar predikat ‘terhebat sepanjang masa’ atau GOAT.
“Itu sesuatu yang tidak ada dalam pikiran saya saat ini,” kata Alcaraz ketika ditanya tentang tujuannya untuk menjadi pemain terbaik sepanjang masa.
“Saya selalu mengatakan bahwa tujuan saya di tenis adalah mencoba untuk berada di meja yang sama dengan para legenda atau pemain terbaik dalam sejarah, tetapi itu bukan sesuatu yang saya pikirkan saat ini. Saya telah mencapai hal-hal hebat hanya dalam 22 tahun.“
“Saya pikir tidak ada yang tahu masa depan. Jadi, yang saya pikirkan saat ini adalah melakukan hal-hal baik yang telah saya lakukan, berada jalan yang baik. Saya berusaha menjadi pemain terbaik dan menjadi pribadi terbaik yang saya bisa setiap hari. Hanya itu yang saya pikirkan saat ini,” ujar petenis 22 tahun tersebut.
Perjalanan itu berlanjut pekan ini di Japan Open, 24-40 September, Alcaraz bertujuan untuk bergabung dengan 12 rekan sesama anggota Klub ATP No.1 yang telah meraih kemenangan di Tokyo.
Tahun lalu, Alcaraz kalahkan Sinner di final yang menegangkan untuk mengangkat trofi Beijing, tetapi pada tahun ini ia memilih untuk berkompetisi dalam ATP 500 di Tokyo untuk pertama kalinya.

- Hasil Korea Open 2025 : Tunggal Putra Sempurna
- Marselino Tersisih! Ini 28 Pemain Timnas Indonesia di Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026
Carlos Alcaraz Merasa Selangkah Lebih Maju dari Sinner
Ia akan menghadapi Sebastian Baez di pertandingan pembukanya pada Kamis, dan berpeluang bertemu juara Chengdu Open Alejandro Tabilo di babak kedua.
“Saya tahu ini turnamen yang hebat. Saya kenal para pemain yang pernah bermain di turnamen ini sebelumnya dan para pemain yang pernah memenangi turnamen ini sebelumnya,” kata Alcaraz.
“Saya hanya ingin datang ke sini, bermain tenis yang hebat, tampil baik, dan berusaha memenangi trofi. Itulah mengapa saya di sini, memberi diri saya kesempatan untuk memenangi trofi dan memenangi turnamen.”
“Di akhir pekan, saya hanya ingin menempatkan nama saya di samping para juara sebelumnya, yang saya tahu merupakan suatu kehormatan untuk berada di samping mereka, juga di samping nama-nama tersebut,” ujar pemegang enam gelar Grand Slam itu.
Pemain terbaik yang pernah berkompetisi di Tokyo mencakup semua anggota “The Big Three,” yakni Roger Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic, serta Andy Murray, Pete Sampras, Stefan Edberg, dan Ivan Lendl.
Sementara Jannik Sinner, setelah kekalahannya di final US Open dari Carlos Alcaraz, melakukan banyak perubahan kecil dalam penampilannya, untuk kemungkinan menghadapi petenis Spanyol itu pada ATP Masters 1000 di Shanghai.
Petenis Italia itu mengalahkan Alcaraz di final Wimbledon pada Juli, tapi kesulitan untuk menyamai penampilan petenis berusia 22 tahun itu di New York, yang kemudian memperbaiki catatannya menjadi 10-5 dalam head to head dengan Sinner.
“Kami banyak merenungkan final itu,” kata Sinner menjelang pertandingan pembukanya pada China Open di Beijing, dikutip dari ATP, Kamis.
“Kami sedang mengerjakan hal-hal baru,, mengubah banyak hal kecil. Jumlah kesalahan saat ini memang sedikit lebih tinggi, tetapi saya berharap ini akan membaik.”
(adm/amr)
Berita Olahraga Lainnya :