
iMSPORT. TV – Ada dua cerita sedih di dua ajang Olimpiade yang dialami mantan lifter Indonesia, Erwin Abdullah.
Pertama, ketika Erwin mengingat kejadian Olimpiade 2004 Athena, saat ia tak bisa bertanding karena cedera tulang pinggang bagian belakang.
” Tampil di Olimpiade itu kan impian seluruh atlet. Sungguh menyedihkan, Saya tak bisa tampil padahal saya sudah berada di Athena. Saya menangis, meneteskan air mata menyesali apa yang terjadi,” kenang Erwin Abdullah.
Saat itu, Tim Dokter Olimpiade sudah melarang dengan menyebutkan resiko mengalami kelumpuhan total seumur hidup.
Akhirnya, dia memilih untuk tidak tampil dan mengikhlaskannya dengan pertimbangan keluarga dan masa depan.
Erwin juga mendengarkan nasihat tentang masa depan anak dari Ibu Linda Wahyudi, yang kala itu menjabat sebagai pers atase Kontingen Indonesia .
” Saat dengar nasihat mbak Linda, saya terbayang wajah istri dan Rahmat yang masih kecil. Saya tak bisa membayangkan bagaimana nasib keluarga jika saya tetap memaksakan kehendak dengan resiko yang tinggi.” tambahnya.
Kini, keikhlasan Erwin itu terbalas. Erwin yang menjadi pelatih Tim Nasional Angkat Besi Indonesia, terharu dan bahagia menyaksikan langsung anaknya naik ke panggung.
Ayah dan Anak ( Erwin Abdullah dan Rahmat Erwin Abdullah)
“Di Olimpiade 2004 Athena, saya tidak bisa naik panggung. Tapi, di Olimpiade 2020 Tokyo, Rahmat menggantikan saya naik panggung.” ujar Erwin.
” Di Athena, saya menangis, Tapi, di Tokyo, saya terharu dan bahagia melihat anak saya telah mewujudkan mimpi saya tampil di panggung Olimpiade,” ucapnya bahagia.
Rahmat Erwin Abdullah mencatat angkatan terbaiknya di Olimpiade Tokyo 2020 dengan total 342kg (152kg Snatch 152kg dan 190kg Clean and Jerk) yang berujung medali perunggu bagi Indonesia.
Baca Juga:
Lifter Muda Indonesia Rahmat Erwin Abdullah Terbaik di Grup B Olimpiade Tokyo 2020
Juara Grup J, Ginting Fokus untuk Babak 16 Besar