Priska Madelyn Nugroho Bersiap Terjun ke Tenis Pro

Priska Madelyn Nugroho Bersiap Terjun ke Tenis Pro - iMSPORT.TV

iMSPORT.TV – Priska Madelyn Nugroho telah tumbuh menjadi andalab tim tenis Indonesia, dalam cabang yang pernah membesarkan atlet Merah Putih di Kejuaraan Internasional seperti Yayuk Basuki dan Angelique Wijaya.

Priska yang baru berusia 16 tahun, merupakan pemain yang berasal dari Jakarta, 31 Januari 2020 Lalu, telah berhasil menjuarai ganda putri di kejuaraan Australian Open Junior 2020 dan saat ini Priska masuk dalam nominasi Fed Cup Heart Award 2020.

Berlatar belakang bukan dari keluarga Atlet, Ayah priska, Albertus Nugroho, bermain tenis bersama rekan-rekannya hanya sebagai rekreasi. namun, priska telah mengenal olahraga tenis sejak empat tahun, dan kerap menemani kakak nya bermain tenis.

“Katanya, saya jadi pemungut bola dulu,” ujar Priska kepada Tempo, Senin, 4 Mei 2020.

Kemampuanya melesat setelah ia mulai bergabung dengan klub tenis kemayoran, Pada usia tujuh tahun, dia ikut turnamen mini di klub itu. Di luar dugaan, dia bermain bagus dan membawa pulang medali juara. Kegiatan tenis yang semula hanya iseng dilakukan untuk bermain berangsur menjadi serius.

Priska Madelyn Nugroho Bersiap Terjun ke Tenis Pro

Priska kian sering mengikuti turnamen yang bisa berlangsung hingga sepekan, antara lain di Magelang, Solo, Semarang, dan Bandung. Dia mulai menjajal turnamen internasional pada usia 11 tahun. Kemenangan perdana dipetiknya dalam turnamen Federasi Tenis Internasional (ITF) di Ho Chi Minh, Vietnam, pada 2016. Peringkatnya perlahan terkerek naik dan menjadi tiketnya masuk ke Grand Slam Junior.

Kesibukan di dunia tenis membuat Priska mengelola ulang urusan sekolahnya. Sejak kecil, dia belajar di sekolah swasta yang memiliki peraturan ketat. Priska merasa kesulitan menyesuaikan jadwal karena tak bisa terus menerus absen untuk ikut pertandingan. Latihannya juga sudah setiap hari pada pagi dan sore. Priska akhirnya pindah sekolah pada kelas V demi bisa mendapatkan jadwal yang lebih fleksibel.

Keringanan yang diberikan sekolah membuat Priska bisa berkonsentrasi. Namun aktivitasnya bertambah setelah ia menjalani turnamen ITF U-14. Dia bahkan pernah absen selama lima pekan karena tur ke Eropa tiga tahun lalu.

Dominic Thiem Tidak Sependapat Donasi Untuk Petenis Papan Bawah

Sadar tak bakal bisa mengikuti ritme belajar konvensional, Priska memilih metode studi mandiri (home schooling) selepas sekolah menengah pertama. Priska bisa belajar di mana pun dengan mengandalkan laptop dan internet.

Dulu agak stres, kayak kejar-kejaran sama pelajaran,” ucapnya.

Prestasi Priska mengantarnya bergabung dalam program WTA Future Stars. Pada 2017, dia menjuarai turnamen WTA Future Stars U-14. Dia pun lolos seleksi program Grand Slam Develpoment Fund Touring yang disponsori ITF.

Dalam program ini, ITF memilih sejumlah pemain bertalenta dari negara berkembang dan mensponsori perjalanan mereka ke kompetisi tertinggi.

Berkat program ITF itulah Priska bisa mengikuti rangkaian turnamen Grand Slam junior. Dia tak perlu pusing memikirkan ongkos bertanding yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.

Sudah dibayari, disediakan pelatih pula. Tapi itu yang bikin kita lebih berfokus,” tutur Priska, yang suka bermain di lapangan rumput.

Priska kini menempati peringkat ke-14 dalam klasemen petenis junior ITF. dia menjadi satu dari empat petenis Asia yang masuk daftar 20 petenis muda terbaik ITF. Tandem Priska di Australia Terbuka, Alexandra Eala dari Filipina, berada di posisi keempat. Adapun dua petenis Asia lain berasal dari Cina, yakni H Wong dan Z. Bai yang peringkatnya di bawah Priska.

ITF, ATP dan WTA Galang Dana untuk Bantu Atlet Tenis Terdampak Pandemi

Terus mengumpulkan poin di tingkat junior, Priska juga tertarik masuk ke level profesional. Untuk itu, dia membutuhkan jam terbang bermain di level senior lebih banyak. Dengan prestasinya saat ini, Priska berpeluang mendapatkan akses khusus Junior Reception dan masuk ke babak utama dalam turnamen terendah untuk level senior dengan hadiah sebesar US$ 15 ribu.

Priska juga memiliki opsi kedua untuk mengembangkan karier tenisnya, yaitu dengan bermain di tingkat universitas di Amerika Serikat. Menurut Priska, petenis putri dengan prestasi bagus, apalagi memiliki peringkat ITF tinggi, lebih mudah memperoleh tawaran bermain sekaligus sekolah.

Untuk main profesional atau ke college masih terbuka. Saya ada waktu sampai Agustus 2021 untuk ambil keputusan,” kata dia menjelaskan pilihan kariernya di dunia tenis. (amr)

Reporter : Tempo

Baca Juga :