
iMSPORT.TV – Sinner dan Iga Swiatek Juara Wimbledon 2025. Petenis Italia Jannik Sinner menjadi juara tunggal putra grand slam Wimbledon 2025 usai menundukkan juara bertahan Carlos Alcaraz (Spanyol), dalam duel empat set selama lebih dari tiga jam dengan skor 4-6, 6-4, 6-4, 6-4.
Bertanding di Center Court, Minggu (14/7), Alcaraz lebih dulu memimpin di set pertama. Meski sempat kehilangan servis di gim kelima dan tertinggal 2-3, namun ia balas mematahkan servis Sinner di gim delapan dan sepuluh untuk berbalik menang 6-4.
Sinner yang mampu mematahkan servis Alcaraz di gim pertama, ia terus meraih poin di tiap jatah servis, percaya dirinya makin besar, hingga berhasil menyelesaikan set kedua 6-4 dan mengunci kemenangan di set ketiga dengan skor 5-4.
Gelar Wimbledon ini menjadi yang pertama bagi Sinner, sekaligus menjadi orang Italia pertama yang meraihnya.
Ia juga membalas kekalahan menyakitkan dari Alcaraz di final French Open 2025, ketika ia membuang keunggulan championship point dan akhirnya kalah dalam duel lima set selama lebih dari lima jam.
Sinner menambah koleksi grand slam yang ia miliki menjadi empat. Sebelumnya ia telah meraih gelar juara di Australian Open (2024 dan 2025) serta US Open 2024.

- Japan Open 2025 : Alwi Farhan Tumbangkan Finalis All England
- Piala AFF U23 2025 : Tanpa Struick dan Marselino, Ini Jadwal dan Daftar Pemain TImnas Indonesia
Sinner dan Iga Swiatek Juara Wimbledon 2025.
Di partai putri, petenis Polandia, Iga Swiatek, menobatkan diri sebagai juara Wimbledon 2025, setelah mampu menundukkan Amanda Anisimova, Sabtu (12/7/2025) malam.
Tak cuma menang, Iga Swiatek memastikan kemenangannya diraih dengan straight set, 6-0 dan 6-0. Performa luar biasa itu membuat decak kagum mengarah kepada Swiatek. Ia pantas menjadi juara tenis Wimbledon yang sarat gengsi.
Berhubungan dengan juara, kemenangan Iga juga berarti banyak bagi Wimbledon. Sebab, sejak 2016 silam, Wimbledon selalu melahirkan juara baru setiap tahunnya.
Petenis putri terakhir yang bisa melakukan back to back atau kemenangan beruntun adalah Serena Williams, yang dilakukannya pada edisi 2015 dan 2016. Setelah itu, tak ada lagi yang bisa melakukannya.
Kini, Iga Swiatek berhak menuliskan ceritanya sendiri.
Kemenangan di Wimbledon sekaligus melengkapi koleksi gelar Grand Slam Swiatek di tiga jenis lapangan berbeda: tanah liat (French Open), keras (US dan Australian Open), dan rumput (Wimbledon).
Ia menjadi petenis wanita termuda sejak Serena Williams (2002), yang berhasil meraih Grand Slam di semua permukaan.
Swiatek, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai “Queen of Clay”, karena empat gelar French Open dalam lima tahun terakhir, kini membuktikan diri sebagai pemain all-court sejati.
Pada laga final ini, Swiatek memang percaya diri bisa berbicara banyak. Swiatek hanya butuh 25 menit untuk menyapu set pertama, dan tetap menjaga momentum di set kedua.
Statistik menunjukkan dominasi penuh : Anisimova melakukan 28 unforced errors, 5 double faults, dan hanya memenangi 9 poin di set pertama.
Swiatek, di sisi lain, tidak menghadapi satu pun break point, memenangi 21 dari 29 poin servis pertamanya, dan menutup pertandingan dengan efisien.
Penampilan nyaris tanpa cela ini memperpanjang rekor sempurna Swiatek di final Grand Slam: 6 kemenangan dari 6 final, hanya kehilangan satu set.
Daftar Juara Tenis Wimbledon Putri
Dihitung Hanya dari Tahun 2016
- Serena Williams (2016)
- Garbin Muguruza (2017)
- Angelique Kerber (2018)
- Simona Halep (2019)
- Tidak Digelar karena Covid-19 (2020)
- Ashleigh Barty (2021)
- Elena Rybakina (2022)
- Marketa Vondrousova (2023)
- Barbora Krejcikova (2024)
- Iga Swiatek (2025)
(adm/amr)
Berita Olahraga Lainnya :