iMSPORT.TV – Pencapaian Tim Nasional Indonesia di SEA Games Vietnam 2021 tidak terlepas dari kiprah apik para atlet debutan. Meski awalnya tidak diperhitungkan, namun bisa menjadi harapan Indonesia di masa depan.
Medali tersebut diraih dari para atlet debutan di sejumlah cabang olahraga, yakni renang, panahan, angkat besi, bulu tangkis, menembak hingga wushu.
Masrniari Wolf
Atlet renang keturunan Batak Toba dan Jerman ini, mencuri perhatian dengan berhasil mengakhiri 11 tahun puasa medali emas untuk Indonesia Cabang olahraga renang di SEA Games.
Meski merupakan cadangan jelang keberangkatan ke SEA Games Vietnam. Perenang 16 tahun ini sukses catatkan waktu tercepat 29,210 detik, saat tampil pada nomor 50m gaya punggung putri di My Dinh Water Sport Palace, Hanoi, Minggu (15/5/2022).
Sebelum ikut SEA Games Hanoi. Prestasinya di kolam terbilang cukup cemerlang. Marsniari sukses raih juara kategori 100 m dan 50 m gaya punggung di Vintage, Jerman Selatan pada 2019.
Flairene Candrea Wonomiharjo
Flairene sebelumnya telah menyumbang emas di nomor renang artistik nomor beregu di PON Papua 2021. Di SEA Games Hanoi, ia berhasil pecahkan rekor nasional (rekornas) dengan torehan 1 menit 3,23 detik di babak kualifikasi.
Kehadiran Flairene dan Masniari merupakan penantian panjang timnas renang putri dalam meraih emas. Terakhir kali diraih Yessy Yosaputra di nomor 200m gaya punggung pada SEA Games 2011 di Palembang.
Masniari dan Flairene juga telah menyelamatkan wajah tim renang Indonesia, saat para perenang yang diandalkan justru tenggelam di SEA Games Hanoi. I Gede Siman Sudartawa dan Gagarin Nathaniel Yus justru gagal capai target.
Siman yang raih emas pada edisi SEA Games Kuala lumpur dan Filipina, hanya mendapatkan perunggu nomor 50m gaya punggung. Sedang, Gagarin harus puas dengan perak nomor 50m gaya dada.
Debutan Manis di Ajang SEA Games Hanoi
Muhammad Zul Ilmi
Kondisi serupa terjadi di cabang angkat besi. Dua Olimpian Windy Cantika Aisah dan Nurul Akmal gagal meraih emas SEA Games Hanoi. Namun, ada Muhammad Zul Ilmi sukses dalam debutnya dengan menyumbang emas.
Meski baru menekuni saat kelas 1 SMA. Zul Ilmi tampil impresif mengalahkan lifter berpengalaman dengan merebut emas angkat besi kelas 89kg. Ia berhasil membukukan total angkatan 337kg dengan snatch 150kg dan Clean&jerk 187kg.
Sementara rekannya, Rizki Juniansyah hanya berhasil merebut perak dalam debutnya di kelas 81kg. Rizki yang sebelumnya turun di 73kg, membukukan angkatan 354kg, snatch 157kg dan Clean&jerk 195kg, terpaut satu kilogram dari peraih emas kelas 81kg Natthawut Suepsuan asal Thailand.
Alisya Mellynar
Turun di nomor Taolu Taijiquan putri, Alisya sukses tampil memukau dengan tangan kosong. Performanya tercatat apik oleh juri dengan poin tertinggi dengan skor 9,71.
Meski tampil diurutan keenam, posisinya diurutan teratas tak tergoyahkan hingga semua peserta selesai melakukan aksinya. Debutnya pada nomor ini langsung mempersembahkan emas untuk Indonesia.
Sementara, medali perak diraih Agatha Chrystenzen Wong Fernandez (Filipina) dengan skor 9,69, dan perunggu diraih Sy Xuan Sydney Chin asal Malaysia, skor 9,68.
Rezza Octavia
Kejutan lain datang dari atlet panahan. Rezza Oktavia berhasil menyabet dua emas sekaligus pada debutnya dikejuaraan multi olahraga tersebut.
Rezza Oktavia berhasil merebut dua emas dari nomor recurve perseorangan putri dan beregu campuran bersama Riau Ega Agatha.
Keberhasilan Rezza di SEA Games bisa dibilang bukanlah kejutan, ia memiliki pengalaman bertandingan di ajang Internasional, seperti Piala DUnia Panahan 2021 di Paris, dan Piala Dunia Panahan 2022 di Turki.
Dewi Laila Mubarokah
Debutnya di nomor 10 meter air rifle putri langsung menyumbang medali emas di SEA Games, sekaligus menjadi penyumbang medali emas pertama untuk Indonesia dari cabang menembak.
Dewi merupakan mantan atlet renang yang pindah ke cabang menembak, karena pernah menorehkan prestasi emas di cabang menembak PON Jawa Barat.
Dewi tercatat batal membela timnas Indonesia di SEA Games Filipina karena keterbatasan kuota atlet. Namun, tentu saja debut manisnya di SEA Games Hanoi ini menjadi torehan manis untuk prestasinya di kejuaraan lainnya.
Debutan bersinar di Vietnam ini tentu saja menjadi asa dan harapan prestasi olahraga di Indonesia. Namun, tujuan besar adalah meningkatkan kemampuan para debutan agar bisa bersaing di level yang lebih tinggi, dengan terus melakukan pembinaan yang berlanjut. (amr)