iMSPORT.TV – Sebutan Guard of Honour tentu saja sudah tidak asing bagi para pecinta Sepakbola, karena bisa juga disebut sebagai tradisi sebuah tim sepakbola, yang mendapatkan penghormatan dari tim yang berhasil menjadi pemenang dari sebuah kompetisi.
Tradisi ini juga dilakukan sebelum bertanding, di mana lawan akan berdiri berjajar di sebelah kanan dan kiri dekat pintu lorong stadion sambil memberikan tepuk tangan atas tim yang berhasil juara tersebut.
Guard of Honour cukup banyak diterapkan liga-liga Eropa, seperti Liga Inggris, Liga Spanyol dan lainnya. Sementara di Spanyol sendiri istilah ‘Guard of Honour’ disebut El Pasillo.
Namun tahukah Anda bahwa tradisi Guard of Honour yang cukup identik di liga-liga Eropa tersebut itu juga pernah diterapkan di Indonesia. Bahkan tradisi ini diyakini pertama kali terjadi di Indonesia pada 1950-an silam.
Pemerhati klub PSMS Medan, Indra Efendi Rangkuti, menyakini bahwa Guard of Honour di Indonesia pertama kali diaplikasikan saat PSMS Medan melawan Persija Jakarta.
“Guard of Honour ini terjadi saat PSMS menjamu Persija di Stadion Teladan, Medan, pada 17 Agustus 1955 silam dalam rangka Turnamen Segitiga Lustrum (ulang tahun kelima) PSMS,” kata Indra mengawali ceritanya kepada awak redaksi berita olahraga INDOSPORT.
Selain PSMS dan Persija, lanjut Indra, turnamen segitiga tersebut juga diikuti Timnas Burma (Myanmar). Sementara laga PSMS vs Persija ini dipimpin oleh wasit asal Burma, Paul Then.
Oleh media massa saat itu, kata Indra, laga tersebut dianggap sebagai salah satu pertandingan terbaik di Indonesia yang memperagakan teknik tinggi dan sportifitas tinggi.
Selain Voli Sabina Juga Suka Bulutangkis
Sebelum pertandingan dimulai, sambung Indra lagi, kapten Persija, Djamiat Dalhar dan kapten PSMS, Ramlan Yatim dikelilingi dengan karangan bunga, diikuti oleh setiap pemain Persija, yang kemudian memberi sebuah buket bunga yang diterima pemain PSMS dengan senyum hangat.
“Lalu mereka berjabat tangan satu sama lain dalam suasana yang bersahabat dan penonton pun memberi applaus kepada kedua tim. Dan inilah bisa dibilang Guard of Honour pertama kali diterapkan di Indonesia,” sebutnya.
Lebih lanjut Indra mengatakan, laga tersebut bisa dibilang sebagai partai ulangan ‘final’ kompetisi Perserikatan PSSI 1954. Sebab di partai terakhir Kejurnas PSSI edisi 1954 itu, PSMS kalah atas Persija (1-2), karena PSMS mundur dari pertandingan.
“Di partai ulangan atau Lustrum PSMS itu, PSMS berhasil menang 6-3 atas Persija. 5 gol PSMS dicetak Yusuf Siregar dan satu gol lagi oleh Ramli Yatim. Sebelum duel tersebut, PSMS lebih dulu menahan imbang Timnas Burma 1-1 dan Persija kalah 1-3 dari Burma,” pungkas Indra. (amr)
Baca Juga :