iMSPORT.TV – Sejak akhir Maret lalu, timnas basket Indonesia vakum. Kompetisi Indonesian Basketball League (IBL) 2020 dihentikan karena pandemi Covid-19 dan pemain dipulangkan ke klub masing-masing.
Training camp rencananya baru berlangsung pada Juni mendatang. Lantas, bagaimana nasib pemain dan para ofisial tim?
Manajer timnas Fareza Tamrella mengatakan, sampai saat ini ofisial tim menerima gaji sesuai kontrak. Pelatih Rajko Toroman, misalnya, menerima bayaran sampai 2021.
’’Tahap pertama kontrak dia itu dua tahun, sampai 2021. Setelah itu, lihat perkembangan dan kondisinya. Dalam kondisi seperti ini, gaji tetap dibayar full,’’ ucap Mocha, sapaan Fareza.
Kondisi berbeda dialami pemain. Mereka hanya mendapat bayaran selama sesi training center terpusat. Yakni, sejak persiapan SEA Games mulai Juni 2019 hingga akhir seri reguler IBL 2020, Maret lalu.
Mereka baru mendapat gaji lagi ketika pelatihan kembali dipusatkan pada Juni sampai November nanti. Mereka rencananya terjun dalam window kedua kualifikasi Piala Asia FIBA 2021.
Pelatih IBL Tetap Terima Gaji Sampai 2021
Mocha menyebut, hal itu sudah sesuai dengan kesepakatan awal. ’’Ini sebagaimana orang yang bekerja sama. Maret memang sudah berakhir. Lalu untuk April dan Mei, itu tetap dikasih hanya semacam bonus untuk mengkover jeda dua bulan itu,’’ papar Mocha.
’’Kalau nanti training center dimulai lagi pada Juni, ya dapat lagi,’’ lanjut dia.
Saat ini pihaknya masih menunggu kepastian kapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir untuk memulai training center. Yang jelas, dia juga masih menunggu ketersediaan lapangan yang bisa digunakan untuk latihan.
’’Kalau lapangan di GBK Arena sudah bisa disewa, ya kami bisa memulai latihan. Tentunya dengan prosedur yang harus ditetapkan. Tetapi, ini juga masih menunggu pemerintah kebijakan ke depan seperti apa,’’ papar pria yang juga presiden klub Prawira Bandung tersebut.
Saat ini Toroman menetap di Jakarta. Dengan libur latihan dua bulan, seharusnya dia bisa kembali ke Serbia. Pria 65 tahun itu memang berencana pulang pada 21 Maret lalu. Namun, negerinya ternyata menerapkan lockdown.
’’Dari info yang kami terima, Serbia baru membuka lockdown 18 Mei mendatang’’ ungkap Mocha.
Reporter : Jawa Pos