iMSPORT.TV – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) meresepon surat dari Federasi Internasional Asosiasi Pesepakbola Profesional (FIFPro) Terkait pemotongan gaji pemain sebesar 75 persen.
Ketua PSSI, Mochamad Iriawan menanggapi surat dari FIFpro pada 4 April 2020, meminta penjelasan terkait pemotongan gaji tersebut yang diklaim dikeluarkan secara sepihak.
Iriawan berharap semua pihak bisa saling berangkulan untuk untuk melewati bencana Covid-19. Klub, pemain, pelatih, dan semua insan bola saling mendukung tanpa memperdebatkan untung dan rugi.
“Hentikan berdebat tentang untung rugi dan bunyi kontrak. Faktanya, kompetisi sedang mati suri saat ini, jangan ada pihak yang malah mengompori,” kata Iriawan lewat pesan singkat kepada CNNIndonesia.com
“Kiranya mari bersama menerima dengan lapang dada situasi yang di luar kendali kita ini dan bersama-sama bangkit pada saatnya pandemi ini berakhir nanti.“
PSSI Merespon Surat FIFpro
Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu mengaku telah berkoordinasi dengan FIFA terkait situasi sepak bola Indonesia di masa darurat Covid-19.
PSSI bersama perwakilan klub Indonesia menetapkan pemotongan gaji pemain sebesar 75 persen selama pandemi virus corona. Artinya, pemain hanya berhak mendapatkan 25 persen gaji sejak Maret, April, Mei, dan Juni 2020.
Kebijakan itu dikritik pemain melalui Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) karena kebijakan tersebut dilakukan tanpa diskusi dengan pemain.
APPI sendiri telah mengirimkan surat resmi keberatan pada 28 Maret 2020 yang ditandatangani Presiden APPI Firman Utina dan Wakil Presiden APPI Andritany Ardhiyasa.
“Tidak ada guna memperdebatkan situasi bencana, justru malah terkesan tidak berempati dengan kesulitan yang sama-sama dihadapi oleh bangsa ini. Demikian terima kasih. Minal aidzin walfaidzin, selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 Hijriah,” tutur Iwan.
Saat ini PSSI menunggu keputusan pemerintah terkait status darurat corona hingga 29 Mei mendatang. Kelanjutan kompetisi sepak bola Indonesia bakal ditentukan sesuai kebijakan pemerintah.