iMSPORT.TV – Ketika medali emas pertama diperoleh atlet Indonesia dari Asian Games Hangzhoe lewat cabang menembak oleh Muhammad Sejahtera, seluruh rakyat Indonesia yang menunggu perolehan medali dari negeri sendiri, langsung sejahtera, bersorak gembira.
Hari-hari selanjutnya, terus ada penambahan medali emas, juga dari menembak dan beberapa cabang lainnya, membuat urutan perolehan medali Indonesia turun, naik silih berganti.
Sejak Asian Games pertama di New Delhi 1951 sampai Asian Games Jakarta-Palembang 2018, Thailand selalu melampaui perolehan total medali Indonesia, dari 586 medali melawan 238 medali yang dikumpulkan Indonesia, sekalipun Thailand baru memperoleh medali Asian Games pada 1958 di Tokyo. Waktu itu, Thailand mengoleksi 132 medali emas, sedang Indonesia kumpulkan 91 keping medali emas. Tak heran Indonesia sering berada di bawah Thailand.
Nah, sejak Asian Games Tokyo 1958, atau 16 edisi terakhir, Thailand sudah 14 kali berada di atas Indonesia. Indonesia baru empat kali bisa menyalip dan berada di atas Thailand, termasuk pada Asian Games 2018, Indonesia berada di peringkat 4, Thailand di peringkat 12.
Pada Asian Games Ke-19 di Hangzhou ini, peringkat Indonesia melorot tajam dibandingkan lima tahun lalu. Posisi Indonesia jauh di bawah Thailand, baik dalam posisi klasemen maupun dari jumlah medali.
Sampai penutupan Asian Games 19, Minggu 8 Oktober 2023, Indonesia memperoleh 7 medali emas, 11 medali perak, 18 medali perunggu, sehingga total mengoleksi keping 36 medali, dan ada di peringkat 13 dalam klasemen medali.
Sebaliknya, Thailand kokoh pada peringkat delapamn, dengan 12 medali emas, 14 medali perak, dan 32 medali perunggu, sehingga total sudah memperoleh 58 keping medali.
Pada Asian Games 2018, saat Indonesia jadi tuan rumah, berhasil mengumpulkan total 98 medali, dari 31 medali emas, 14 emas di antaranya mengalir dari pencak silat.
Pencak silat tak dipertandingkan dalam Asian Games Hangzhou, pun tak masuk program Olimpiade Paris 2024.
Meski ada beberapa kemajuan, seperti cabor menembak, untuk pertama kali sejak Indonesia ikut Asian Games, sukses mempersembahkan medali emas setelah Muhammad Sejahtera Dwi Putra memborong dua emas dari cabang ini.
Angkat besi tetap mampu membawa medali emas yang disumbangkan oleh lifter Rahmat Erwin Abdullah. Sementara panjat tebing menyumbangkan satu dari tujuh emas yang diperebutkan.
Sepeti tahun ini, semua nomor panjat tebing dipertandingkan pada Asian Games 2018, tapi tidak Olimpiade Tokyo 2020, yang hanya mempertandingkan satu nomor gabungan speed, boulder dan lead.
Dari cabang panjat dinding ini Indonesia tak berhasil mengulangi sukses 2018, dengan merebut medali emas baik speed beregu (speed relay), putra maupun putri, tapi sukses mempertahankan emas speed perseorangan putri yang dipersembahkan oleh Desak Made Rita Kusuma Dewi. Rita mengulangi sukses Aries Susanti Rahayu lima tahun silam.
- Perahu Naga Indonesia Gagalkan China Sapu Bersih Emas Asian Games 2023
- Sejahtera, Peraih Dua Medali Emas Asian Games 2023 Pertama!
Puaskah Indonesia Berada di Peringkat 13 Perolehan Medali Asian Games 19 Hangzhou?
Dua medali emas Indonesia lainnya disumbangkan oleh Amellya Nur Sifa dari balap sepeda nomor BMX racing putri, dan Edgar Xavier Marvelo dari wushu yang juga pemegang medali emas Asian Games 2018.
Namun, bulu tangkis yang sudah menjadi identitas nasional Indonesia dan lima tahun lalu sukses mempersembahkan delapan medali yang dua di antaranya medali emas, gagal mencapai babak medali baik dari nomor beregu maupun dari perseorangan.
Ini alarm untuk bulu tangkis Indonesia, ketika tahun depan di Paris mereka diharapkan kembali menjadi tulang punggung Indonesia dalam meraih medali Olimpiade, termasuk mempertahankan tradisi emas dalam ajang itu.
Dalam konteks “persaingan” dengan Thailand yang memiliki Produk Domestik Bruto “hanya” sepertiga dari Indonesia, olahraga prestasi Indonesia agaknya kesulitan mengimbangi prestasi olah raga negara berpenduduk 70 juta jiwa dan berluas wilayah 513 ribu km persegi, atau masing-masing hanya 25 persen dan 27 persen dari jumlah penduduk dan luas wilayah Indonesia.
Bukan hanya pada tingkat Asian Games, Indonesia juga relatif tertinggal dari Thailand dalam SEA Games belakangan ini.
Sepanjang SEA Games diadakan, Thailand sudah mengumpulkan total 6.784 medali yang 2.453 di antaranya adalah medali emas, sedangkan Indonesia mengumpulkan 5.826 medali yang 1.980 di antaranya medali emas.
Sejak Indonesia mengikuti SEA Games pada 1977 di Kuala Lumpur, Indonesia sudah empat kali menjadi juara umum. Dalam periode waktu yang sama, Thailand yang sudah mengikuti perhelatan ini sejak 1959, telah lima kali menjadi juara umum.
SEA Games mungkin bisa dikesampingkan, tapi ada pelajaran yang bisa dipetik dari Thailand, bahwa mereka bisa meneruskan dominasi kawasan di tingkat yang lebih tinggi, termasuk Asian Games.
Negara ini konsisten menjadi kekuatan olahraga utama Asia Tenggara, dengan hampir selalu berada di atas negara-negara Asia Tenggara lainnya, termasuk Indonesia.
Dan itu termasuk ajang Olimpiade. Dalam sembilan Olimpiade terakhir sejak Olimpiade Seoul 1988 ketika Indonesia untuk pertama kali memperoleh medali Olimpiade non eksibisi, frekuensi Thailand dalam menduduki peringkat lebih tinggi dari Indonesia, dan relatif lebih sering.
Thailand yang dikenal memiliki iklim olahraga sangat kompetitif sudah lima kali berada di atas Indonesia, sedangkan Indonesia sudah empat kali berada di atas Thailand.
Evaluasi menyeluruh
Uniknya, kedua negara mendapatkan medali hanya dari sejumlah kecil cabang olahraga andalan masing-masing.
Jika Thailand mendapatkan medali hanya dari tiga cabang olahraga, yakni tinju, angkat besi, dan taekwondo, maka Indonesia mendapatkan medali dari bulu tangkis, angkat besi, panahan, taekwondo, dan wushu.
Emas terbanyak yang diperoleh Thailand berasal dari angkat besi, sebaliknya sumbangan emas Indonesia hanya dari bulu tangkis.
Sekalipun catatan bulu tangkis Indonesia di Hangzhou 2023 mengecewakan, Indonesia pastinya tak akan kehilangan asa emas Olimpiade dari cabang ini.
Bulu tangkis masih akan menjadi andalan, dengan syarat ada evaluasi menyeluruh dan konsentrasi yang jauh lebih besar, mulai detik ini.
Selain itu, ada harapan besar dari panjat tebing untuk mengikuti jejak bulu tangkis dengan mempersembahkan emas Olimpiade. Pun dengan angkat besi yang konsisten menyumbangkan medali kepada Indonesia.
Sedang menembak, balap sepeda BMX, dan panahan, bisa menambah harapan medali Indonesia tahun depan dalam Olimpiade Paris.
Dalam kaitan ini, individu-individu seperti petembak Muhammad Sejahtera Dwi Putra dan Amellya Nur Sifa dari BMX racing putri, mesti diberi waktu dan lingkungan khusus sehingga level emas mereka dalam Asian Games Hangzhou terulang tahun depan dalam Olimpiade Paris.
Indonesia boleh saja di bawah Thailand dalam Asian Games dan SEA Games, tetapi jangan biarkan Thailand mempertahankan dominasi itu saat Olimpiade nanti.
Begitu Asian Games Hangzhou selesai, Indonesia hanya memiliki sedikit waktu untuk beristirahat, terutama demi prestasi lebih baik dalam Olimpiade Paris pertengahan tahun depan.
(adm/mir)
Baca juga :