iMSPORT.TV – Ratri masih terlalu tangguh bagi para pesaingnya di Peparnas 2024. Membela Kontingen Riau, ia sukses menyabet medali emas di kelas elite lower 4D8 (SL4).
Peraih medali emas Paralimpiade Paris 2024 itu mengatasi perlawanan wakil Jawa Timur, Khalimatus Sadiyah, di partai final. Ia menang dua gim langsung dalam partai final ulangan Peparnas Papua 2021 itu dengan skor 21-15 dan 21-14, yang membuatnya sukses mempertahankan gelar juara.
Atlet berusia 33 tahun itu mengaku cukup rileks tampil di final yang digelar pada Sabtu, 12 Oktober 2024. Pasalnya, ia sudah sering bertemu dengan Khalimatus, saat latihan maupun di level kompetitif karena merupakan rekannya di tim nasional.
“Final kali ini memang lebih rileks, karena saya sudah sangat sering bertemu Khalimatus, baik di pertandingan mau pun latihan. Jadi sudah sangat mengenal,” kata Ratri dilansir dari rilis Peparnas 2024, Senin (14/10/2024).
“Kami sudah seperti keluarga sendiri, latihan bareng, nongkrong pun bareng,” imbuh perempuan asal Riau itu.
Ratri menilai, Peparnas 2024 menyajikan persaingan yang lebih sehat dan menampilkan regenerasi pemain yang apik. Artinya, kekuatan para bulu tangkis di level nasional semakin merata. Ia juga melihat adanya bibit-bibit baru yang berpotensi bersinar di masa depan. Menurutnya, jumlahnya meningkat dibandingkan edisi terakhir di Papua.
“Saya lihat lebih sehat persaingannya dari event sebelumnya di Papua. Banyak pula muncul pemain-pemain baru berbakat, terutama di SH6 dan SL3,” jelas Ratri.
Salah satu pemain yang mencuri perhatiannya adalah Rezky Shafi Fauziyah. Atlet asal Jakarta itu menurut Ratri, punya potensi yang besar. Rezky, yang masih berusia 14 tahun, berhasil melangkah hingga semifinal kelas SL4 Peparnas 2024. Perjalanannya sendiri terhenti di tangan Ratri usai kalah dengan skor 6-21 dan 5-21.
“Ada beberapa pemain muda potensial, salah satunya Rezky. Dia masih sangat muda, hanya masalah waktu saja,” pungkasnya.
Peparnas 2024 Solo : Leani Ratri Oktila, Masih Terlalu Tangguh
Siapa Leani Ratri Oktila?
Leani Ratri Oktila (lahir 6 Mei 1991) adalah atlet para bulu tangkis asal Indonesia. Ia bermain untuk tiga nomor (tunggal putri, ganda putri, dan ganda campuran) di kompetisi profesional dunia. Saat ini, ia menduduki peringkat satu dunia, di ketiga nomor yang diikutinya.
Ratri, juara dunia di nomor tunggal putri dan ganda campuran. Ia peraih medali emas para-bulu tangkis pertama Indonesia di Paralimpiade Musim Panas 2020 untuk cabang bulu tangkis ganda putri SL3–SU5, bersama Khalimatus Sadiyah, dan ganda campuran SL3–SU5 bersama Hary Susanto. Leani berhasil merebut medali perak di nomor tunggal putri.
Mulanya, Ratri bermain bulu tangkis sebagai atlet normal sejak usia 8 tahun, hingga berkompetisi di kejuaraan kelas nasional sejak 1999. Namun, ia mengalami kecelakaan sepeda motor pada tahun 2011, menyebabkan patah kaki dan tangan kiri.
Kaki kirinya tujuh sentimenter lebih pendek dari kaki kanannya. Maka Ratri pindah ke kelas disabilitas. Hanya dalam kurun waktu dua tahun setelah kecelakaan, ia tergabung dengan tim nasional para-bulu tangkis.
Ratri meraih gelar sarjana di Ilmu Keolahragaan Universitas Riau, Pekanbaru. Kemudian, ia melanjutkan S-2 Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Veteran Bangun Nusantara, Sukoharjo.[5][6]
Sejak bergabung tim nasional pada tahun 2013, Ratri telah memenangkan berbagai kompetisi internasional. Satu tahun sejak masuk tim nasional, ia berhasil meraih tiga medali di Pesta Olahraga Difabel Asia 2014.
Ia meraih medali perunggu di nomor tunggal putri, medali perak bersama Khalimatus Sadiyah, di nomor ganda putri, serta medali emas bersama Fredy Setiawan, di nomor ganda campuran.
Setahun kemudian, ia menyapu bersih medali emas di ketiga nomor yang ia ikuti pada Pesta Olahraga Difabel Asia Tenggara 2015. Pada Pesta Olahraga Difabel Asia Tenggara 2017, ia melakukan hal serupa, tapi dengan pasangan berbeda di ganda campuran, ia bersama Hary Susanto.
Di tahun yang sama, Ratri ikut Kejuaraan Dunia pertamanya, dan berhasil meraih gelar Juara Dunia di nomor ganda campuran bersama Hary Susanto, juga meraih medali perak di nomor tunggal putri serta medali perunggu di nomor ganda putri.
Pada 2018, Ratri merebut dua medali emas di nomor ganda campuran dan ganda putri pada Pesta Olahraga Difabel Asia 2018 Jakarta. Sedang nomor tunggal putri, ia berhasil meraih medali perak usai kalah dari Cheng Hefang tiga set di pertandingan final.
Pada Kejuaraan Dunia 2019 di Basel, ia berhasil mempertahankan gelar juara dunianya di nomor ganda campuran, sekaligus berhasil meraih gelar juara dunia pada nomor tunggal putri. Kemudian, bersama Sadiyah, ia meraih medali perak setelah di kejuaraan dunia, sebelumnya mereka meraih medali perunggu.
Atas pencapaiannya di sepanjang tahun 2018 hingga 2019, ia dinobatkan sebagai Pemain Para-Bulu Tangkis Putri Terbaik BWF pada Penghargaan BWF dua tahun berturut-turut. Ia juga memenangkan penghargaan Indonesian Sport Awards 2018 pada kategori Atlet Pasangan Putri Disabilitas Terfavorit bersama Khalimatus Sadiyah.
Pada 2021, ia memenangkan medali emas para-bulu tangkis pertama Indonesia di Paralimpiade Musim Panas 2020 untuk cabang bulu tangkis ganda putri SL3–SU5 bersama Khalimatus Sadiyah, dan ganda campuran SL3–SU5 bersama Hary Susanto. Leani juga berhasil merebut medali perak di nomor tunggal putri setelah kalah dari Cheng Hefang tiga set, di pertandingan final.
(adm/mir)
Berita Olahraga Lainnya :