iMSPORT.TV – Arti dari downhill secara harfiah adalah “Menuruni Bukit”. Namun, siapa bilang yang namanya bukit itu harus selalu berada di wilayah pegunungan, hutan, atau pasti jauh dari perkotaan.
Faktanya, kontur beberapa wilayah padat penduduk atau lazim juga disebut daerah urban, memang berada di daerah perbukitan. Inilah yang akhirnya menciptakan sebuah sensasi baru, yaitu bersepeda turun bukit atau downhill, di wilayah urban. Perkenalkan; urban downhill.
Apa itu Urban Downhill?
Menurut situs bersepeda welovecycling.com, istilah urban downhill pertama kali dipopulerkan oleh Red Bull pada awal 2000an, ketika mereka mulai mengadakan event-event ini di berbagai kota di dunia.
Red Bull Lisbon Downtown Race, menjadi awal dunia mengenal ajang balap sepeda seperti ini. Bukannya bebatuan, akar pohon, jalan tanah licin berlumpur, dalam urban downhill, pesepeda dihadapkan pada tantangan gang sempit, belokan tajam diantara bangunan, tangga-tangga beton, dan semua kesumpekan yang biasa ditemui didaerah padat penduduk.
Balap urban downhill dilaksanakan dengan format yang sama seperti Mercedes Benz UCI Downhill World Cup. Para pebalap akan meluncur dan menaklukan jalur yang ada, satu persatu.
Beberapa waktu yang dibutuhkan dari garis start menuju ke garis finish, kemudian dihitung, siapa yang tercepat, akan menjadi pemenangnya. Biasanya, akan ada sedikit sesi untuk latihan dan dilanjutkan dengan sesi kualifikasi dan sesi balapnya sendiri.
Meluncur dari ketinggian, biasanya jalur yang dilalui, melewati jalan atau gang-gang sempit, dan menuruni beberapa anak tangga yang curam. Kadang jalur juga dilewatkan pada track off-road, taman ataupun jalur tanah.
Aksi Pembalap Sepeda Urban Downhill, Lintasi Trek Bangunan Hotel dan Area Perbukitan Salatiga
Pada event-event tertentu, jalur juga sering ditambah dengan ramp loncatan buatan , lintasan vertikal , ataupun drop-off tinggi. Yang membuatnya lebih ekstrim, kadang melintasi atap rumah dan bahkan masuk kedalam bangunan.
Nah, di Indonesia beberapa tahun terakhir ini, olahraga downhill boleh dibilang tengah menjamur, seiring meningkatnya hobi bersepeda di Indonesia. Bahkan Indonesia sempat punya Risa Suseanty yang dijuluki Ratu Downhill-nya Tanah Air.
Namun, bukan hal mudah untuk melakukan olahraga ini, mengingat risiko yang dihadapi cukup tinggi jika melihat trek yang dilalui. Tapi, bagi mereka yang ingin menjajal bagaimana rasanya downhill tanpa harus takut dengan risikonya, kini di Indonesia juga ada yang namanya Urban Downhill.
”Urban Downhill, lebih ke light downhill, versi ringan dari olahraga downhill. Sama-sama mencari pembalap tercepat sampai ke finish. Tapi Urban Downhill diadakan di tempat yang lebih mudah dijangkau. Tujuannya untuk memperkenalkan downhill ke penggemar sepeda gunung (MTB),” ujar Direktu Downhill Indonesia Parama Nugroho di suatu ketika.
Tingkat kesulitan trek juga dibuat lebih ringan, dengan tantangan yang tidak terlalu sulit, tapi tetap memberi peluang pada pebalap untuk menampilkan aksi terbaiknya. Disebut versi ringan, trek di event Urban Downhill dibuat lebih pendek. Jika biasanya panjang trek adalah minimal dua kilometer untuk downhill regular, maka trek urban downhill rata-rata panjangnya hanya satu kilometer.
Harapannya, bagi mereka yang tertarik dan baru saja menekuni sepeda gunung, berani mencoba dan merasakan downhill.
Para pebalap tak perlu memacu sepeda dengan spesifikasi khusus downhill. Mereka bisa menggunakan sepeda jenis all mountain (AM) ataupun Freeride (FR), yang masih memiliki jarak kerja suspensi yang cukup panjang.
Namun, tak ada kompromi untuk urusan keselamatan, para pebalap tetap harus mengenakan secara lengkap, mulai dari helm fullface, pelindung lutut dan siku, hingga pelindung badan dan leher.
Maka, Indonesian Downhill bekerja sama dengan PB ISSI (Ikatan Sepeda Sport Indonesia), menggelar kompetisi 76 Indonesian Downhill 2018.
Seri pertama ini digelar di kawasan New Selo, Boyolali, Jawa Tengah. Treknya terletak di kaki Gunung Merapi, yang dianggap bisa memacu adrenalin pecinta olahraga ekstrim, khususnya downhill di Indonesia.
Karena versi ringan, panitia ingin lebih memperkenalkan downhill, sehingga dibuat treknya lebih menyenangkan, meski tetap ada unsur memacu adrenalinnya, tapi meng-asyik-an.
Di Kejuaraan Urban Downhill 2024 yang digelar di Kota Salatiga, Jawa Tengah in, para riders ditantang tak hanya masuk rumah warga dan naik turun tangga, tapi juga harus menaklukkan area gedung sebuah hotel, dengan jalur yang cukup memicu andrenalin.
Mulai dari melintasi koridor kamar yang sempit, menuruni anak tangga yang curam, serta banyaknya tikungan tajam. Sejumlah pembalap sepeda tampil, menakhlukkan lintasan di kawasan Hotel D’Emmerick, Salatiga, Jawa Tengah, Minggu (8/12/2024).
Urban Downhill dengan lintasan kawasan hotel dan perkebunan ini, diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah, dengan mempertandingkan sembilan kelas antara lain men sport, women open, men elite serta master exhibition.
Apa Anda ingin merasakan sensai bersepeda di Urban Downhill?
Selalu ikuti even-even yang sering dilaksanakan Urban Downhill yaaa..
(adm/mir)
Berita Olahraga Lainnya :