iMSPORT.TV – 2022 menjadi tahun menantang bagi olahraga surfing. Tak terkecuali Waida bersaudara, Rio dan Ryuki yang tengah merajut asa jadi peselancar ombak Merah Putih yang dapat tampil di Olimpiade.
Bagi Rio Waida (22 tahun) dan Ryuki Waida (19) ombak telah menjadi nadi mereka. Sejak kecil, kakak-beradik berdarah Indonesia-Jepang ini telah berkenalan dengan pantai dan bermain di tengah ombak.
“Suka surfing dari orang tua. Mereka suka ke pantai, main surfing. Jadi dari kecil kami berdua sudah diperkenalkan dengan ombak dan papan selancar,” kata Rio kepada Tim Media NOC Indonesia, beberapa waktu lalu.
Rio dan Ryuki lahir dari pasangan peselancar Kaoru Waida dan Muhammad Zaini dan menetap di Negeri Sakura. Pada 2005, mereka pindah ke Pulau Dewata dan mulai memperkenalkan olahraga surfing kepada Rio dan Ryuki.
“Saat diajari surfing terkadang takut juga, apalagi saya yang takut air. Tapi, setelah mencoba, dijalani, akhirnya terbiasa. Ternyata surfing sangat menarik sehingga kami memiliki keinginan menjadi profesional surfer dan bisa membanggakan Indonesia,” tambah Ryuki.
Ambisi itu sangat terbuka di tengah meningkatnya pamor surfing saat ini. Setelah debut di Olimpiade 2020 Tokyo, Komite Olimpiade Internasional (IOC) resmi memasukkan surfing, sports climbing, dan breaking dalam daftar 28 sports program Olimpiade 2028 Los Angeles pada IOC Session ke-139.
Tiga cabang olahraga tersebut masuk dengan pertimbangan memiliki fokus yang kuat di kalangan generasi muda.
Sebagai informasi, Asosiasi Surfing Internasional (ISA) menetapkan tuan rumah World Surfing Games 2023 El Savador sebagai event pembuka kualifikasi menuju Olimpiade Paris. Ajang ini menjadi pintu bagi Rio dan Ryuki untuk tampil bersama.
Rio mengatakan mendapat banyak pengalaman berharga dari penampilannya di Olimpiade. Apalagi, ia juga mendapat kesempatan turun di Challenger Series setelahnya.
“Saya belajar di Olimpiade, di mana berkesempatan lawan juara dunia. Bertukar pikiran dengan surfer dunia dan tahu apa yang harus ditingkatkan, kebugaran, teknik, muscle, surfboard, termasuk pola makan. Saya sudah dewasa dan harus mengatur semuanya sendiri,” kata Rio.
“Pengalaman itu membuat saya bersemangat menatap masa depan, terutama setelah melihat Greysia dan Apriyani merebut emas. Saya ingin tampil di Olimpiade 2024 Paris. Saya ingin merebut medali bagi Indonesia,” lanjutnya.
Sementara Ryuki termotivasi dengan perjalanan karier sang kakak. Ia berkomitmen untuk berlatih ekstra keras agar bisa tampil di panggung Olimpiade. Tahun lalu, Ryuki buat kejutan dengan menyabet dua emas pada nomor shortboard dan aerial di ekshibisi Pekan Olahraga Nasional.
“Target saya tentu Olimpiade dan ingin menjadi juara dunia. Perjalanan yang panjang dan harus step-by-step. Namun, tampilnya Rio di Olimpiade membuat saya semakin bersemangat. Jika kakaknya bisa, saya juga harus bisa,” kata Ryuki.
Perjuangan Rio dan Ryuki tahun ini akan diuji di single event, mengingat surfing tidak dipertandingkan di SEA Games 2021 Vietnam dan Asian Games 2022 Hangzhou.
Bali Pro pada 8-9 Maret jadi perjalanan pertama mereka. Turnamen Qualification Series 1000 Asian Regional ini sekaligus perebutkan tiket tampil di turnamen challanger. Dua terbaik dari kategori putra dan kampiun dari kategori putri yang bisa mendapatkannya.
“Kami ingin lolos dan mendapatkan tiket challenger,” jawab mereka.
“Dan semoga saya juga bisa tampil di Quicksilver/Roxy Pro G-Land pada 28Mei-6 Juni. Ini merupakan rangkaian WSL Championship Tour 2022 dan banyak surfer papan atas dunia yang turun. Semoga saya bisa mendapat hasil terbaik,” tambah Rio.
(dfd)
Baca Juga:
FIFA, UEFA Larang Rusia di Kompetisi Internasional
5 Sultan Indonesia Pemilik Klub Sepak Bola di Luar Negeri