iMSPORT.TV – Cabang skateboarding, Sanggoe Dharma Tanjung berhasil menyumbang medali perak untuk Indonesia di Asian Games 19, di men’s street, dengan mencetak total 200,63 poin.
Buat orang awam, nama Sanggoe Dharma Tanjung mungkin tidak dikenal secara masif. Tapi di dunia papan luncur, Sanggoe jadi salah satu skater terbaik Indonesia. Dia seorang skateboarder Indonesia yang telah mencapai prestasi di kancah internasional.
Persatuan Olahraga Sepatu Roda Indonesia, berhasil menyeleksi pemain muda berbakat untuk memperkuat timnas Skateboard Asian Games 2018. Salah satunya, skateboarder yang menjadi andalan Indonesia di Asian Games 2018, Sanggoe Darma Tanjung.
Terpilih memperkuat timnas skateboard Indonesia, Sanggoe Darma Tanjung, mencuri perhatian, karena ia menjadi satu-satunya atlet termuda yang mengisi skuad merah putih. Meski usianya baru 16 tahun, torehan prestasinya di dunia skateboard tidak diragukan lagi.
Sejumlah prestasi telah diraihnya. Ia merupakan peringkat tiga pada ajang FISE World Malaysia 2014, peringkat enam dunia di X-Games di Shanghai 2015, dan skateboarder Indonesia pertama yang berlaga di Street League (SLS) di Barcelona 2017.
Salah satu kompetisi yang paling berkesan buat Sanggoe adalah ketika berhasil meraih posisi ketiga di Tiongkok. Saat itu, ada momen terbaik di mana ia harus bersaing dengan idolanya sendiri, Sean Malto.
Sanggoe Dharma Tanjung, Sumbang Medali Untuk Indonesia
“Terakhir di Tiongkok, saya memang cuma dapat posisi ketiga, tapi saya melawan skater favorit saya sendiri, namanya Sean Malto dari Amerika Serikat,” ceritanya lagi.
Pernah Berhenti Main Skate
Memulai langkah di dunia papan luncur sejak usia dini, saat menetap di Bali sejak usia lima tahun, Sangoe udah mengenal skateboard.
“Waktu itu umur lima tahun, om saya sempat bikin skatepark di Bali, namanya Base Skatepark, itu terbesar di Asia Tenggara, tapi sekarang sudah tutup. Saya latihan dari om saya, karena beliau main skate juga,” tutur Sanggoe.
Namun dalam perjalanannya, banyak halangan dan rintangan yang membuatnya berpikir ingin menyudahi hobinya itu. Terlebih ketika skatepark milik keluarganya ini, tak lagi beroperasi.
Ditambah, skateboard menurutnya lebih condong ke lifestyle, bukan olahraga. Tapi, seiring berjalan waktu, Sanggoe menganggap kedua hal itu sama saja. Jika bukan karena dorongan teman-teman, keluarga, dan tentu pamannya, Sanggoe mungkin bukanlah Sanggoe yang sekarang. Fasilitas baru bernama Motion Skatepark menggugah kembali hasrat skate-nya.
“Pada 2009, Motion Skatepark dibuka, saat itu saya masih SD, dan saya mulai main lagi sampai sekarang,” kenang Sanggoe.
Belum Pikirkan Bangku Kuliah
Bercita-cita menjadi atlet profesional tentu banyak yang dikorbankan. Selain waktu, pendidikan juga merupakan pertaruhan besar buat siapa pun, termasuk Sanggoe.
Kesibukannya di arena skatepark tak dipungkiri membuat bangku pendidikannya sedikit terganggu. Namun, ia berhasil melanjutkan sekolahnya sampai SMA.
Kini, mendekati usia dewasa, Sanggoe memutuskan untuk homeschooling karena sekolahnya di Bali dan ia tak mau tertinggal pasokan pendidikan. Hanya, ia belum tahu apakah nanti akan melanjutkan kuliah atau tidak.
“Lumayan terganggu sih, saya sampai lupa sudah berapa lama ini ijin sekolah. Cara mengakalinya dengan homeschooling. Setelah SMA nanti belum tahu mau lanjut kuliah atau tidak, belum ada kepikiran ke arah sana. Tapi, pendidikan menurut saya sangat penting,” akunya.
Apa rahasia keberhasilanya? Menurut Sangoe, pertama-tama ia harus mampu mengalahkan dirinya sendiri ketika berlatih skateboard, sebelum menghadapi ujian Asian Games Hangzhou, hingga mampu mempertahankan medali perak di nomor Men’s Street.
“Saya tidak ada pelatih, belajar otodidak dari usia lima tahun,” kata Sanggoe dikutip dari Antara. Di bawah teriknya matahari yang membakar arena Qiantang Roller Sports Centre, Hangzhou, China, Rabu, Sanggoe bisa dibilang berjuang ‘sendirian’ dalam mengharumkan nama Indonesia di pentas olahraga terbesar di Asia itu.
Sangoe memang tidak memiliki sosok pelatih definitif, apalagi program pelatnas yang berkelanjutan. Ia hanya mengandalkan instingnya. Awalnya dari melihat orang bermain skateboard di skatepark milik pamannya di Bali, hingga Sanggoe menemukan jalannya menjadi atlet skateboard termuda Indonesia di Asian Games 2018 silam.
Di arena, ia tak sungkan untuk bertanya kepada teman-teman sepermainannya, yang sangat membantunya dalam mempelajari trik-trik tertentu dalam dunia skateboard. Dari sanalah, Sanggoe mendapati ilmu yang tidak ternilai harganya, membentuk karakternya menjadi salah satu atlet skateboard terbaik di Indonesia.
Beruntung pula Sanggoe memiliki paman dan keluarga yang selalu mendukung penuh upayanya, bahkan sang kakak turut mendampinginya di pinggir arena Asian Games Hangzhou untuk mengatur strategi bagi sang adik.
Sebelum ke Hangzhou, Sanggoe yang setiap harinya berlatih di Pulau Dewata itu dipanggil Pengurus Besar Sepatu Roda Indonesia untuk ikut pelatnas, yang berlangsung hanya satu pekan di Jakarta.
Bravo Sangoe!
(adm/mir)
Baca juga :