iMSPORT.TV – Sadio Mane, salah satu pesepakbola terbaik dunia. Kecepatannya, luar biasa dan penyelesaian akhirnya, mematikan! Ini jadi inspirasi pengabdian para penggemarnya. Belum lagi kegiatan amalnya, luaar biasaa…
Mané meninggalkan Liverpool pada musim panas 2022 sebagai ikon Merseyside, dan sekarang bermain di tim raksasa Jerman Bayern Munich.
Suksesnya di lapangan, membawa Senegal menuju kejayaan, yaitu di Final Piala Afrika 2022, dia mencetak gol penalti kemenangan. Di luar lapangan, Mane terus sibuk membangun warisan abadi, mewariskan kekayaannya untuk membantu komunitasnya.
Pada musim panas lalu dia terlihat bermain sepak bola bersama teman-temannya di lapangan berlumpur di Bambali, desa asalnya, desa Mané menempa karir sepak bola, yang ketika itu melarikan diri pada usia 15 tahun untuk mengejar mimpinya.
Kini, saat bintangnya meningkat, dia tidak pernah lupa dengan tanah kelahirannya. Setiap kali pulang kampung, ia selalu mengabdi untuk Desa Bambali. Desa Bambali berada di Kota Sedhiou, Senegal, desa kecil tempat kelahiran Sadio Mane, pada 10 April 1992.
Inilah yang terus dilakukan Sadio Mané, amal.
Pundi-pundi dollar yang diperoleh Mane dari prestasinya, tidak untuk memperkaya diri sendiri. Tak juga berfoya dengan kemewahan. Tapi, lebih membenahi desanya, Bambali dan negerinya Senegal.
Menyumbangkan sekitar 8 miliar lebih (£500.000) untuk pembangunan rumah sakit di desa asalnya, Bambali.
Ayah Mané meninggal ketika dia masih kecil, dan kurangnya layanan kesehatan di daerah asalnya menjadi penyebab besar Mane untuk membangun fasilitas kesehatan masyarakat di desanya.
“Saya ingat adik saya juga lahir di rumah, karena tidak ada rumah sakit di desa kami. Itu adalah situasi yang sangat menyedihkan bagi semua orang. Saya ingin membangunnya untuk memberikan harapan kepada orang-orang,” kata Guardian pada tahun 2020.
Sadio Mane, Pesepakbola Luar Biasa..!
Menyumbangkan sekitar 4 miliar lebih (£250.000) untuk sekolah menengah baru
Pada musim semi 2019, saat Liverpool berada di tahap akhir kesuksesan mereka di Liga Champions, Mané memberi sumbangan £250.000 untuk mendanai sebuah sekolah di Bambali.
Pada sebuah upacara, paman Mané membacakan pidato dari sang pemain, yang berbunyi: “Pendidikan itu sangat penting. Inilah yang akan memungkinkan Anda memiliki karier yang baik.”
Putuskan siklus kemiskinan untuk selamanya
Big Futures menyerukan kepada Pemerintah agar membuat rencana dan kebijakan untuk memutus siklus kemiskinan ini selamanya. Kami menyerukan solusi jangka panjang untuk mengatasi permasalahan terbesar yang dihadapi di Inggris saat ini – krisis perumahan, upah rendah, dan krisis iklim.
Mengatasi permasalahan ini akan membantu Inggris melindungi kesejahteraan lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya generasi mendatang. Sehingga generasi muda dan generasi mendatang punya kesempatan hidup yang adil. Bergabunglah dengan kami dan tuntut masa depan yang lebih baik.
Menyumbangkan £41.000 kepada pemerintah Senegal saat pandemi melanda.
Pada awal pandemi bulan Maret 2020, salah satu donasi amal Sadio Mané, ia memberikan £41.000 kepada komite nasional memerangi Covid di Senegal.
Agennya mengatakan, dia melakukannya secara spontan, ketika Mane melihat perkembangan situasi.
Menyumbangkan laptop kepada pelajar di kampung halamannya.
Mané tidak hanya memberikan uang untuk membangun sekolah, ia juga membantu siswa di desanya berpartisipasi dalam pendidikan.
Para siswa difoto dengan laptop yang disumbangkan pesepakbola tersebut, bersama dengan sumbangan sebesar $400 (£320) yang dilaporkan kepada siswa terbaik.
Menghadiahkan 300 kaos Liverpool kepada orang-orang di desa asalnya
Jika ada penggemar Everton di Bambali, mereka mungkin bertanya-tanya apakah mereka memilih pihak yang salah.
Mané mendonasikan 300 kaos Liverpool agar masyarakat di desanya bisa memakainya saat final Liga Champions 2018.
Liverpool kalah dari Real Madrid, namun mereka yang mengenakan kaus tersebut dengan alasan, untuk merayakannya Liverpool mengangkat trofi, pada tahun berikutnya.
Sadio Mané dianugerahi Penghargaan Socrates yang pertama atas karya amalnya
Pada bulan Oktober, Mané menerima Penghargaan Socrates perdana, yang diambil dari nama pesepakbola Brasil Socrates, yang melakukan agitasi melawan kediktatoran militer negara tersebut pada tahun 1980an.
Penghargaan tersebut diberikan kepada para pesepakbola yang melakukan pekerjaan kemanusiaan. Ini merupakan pengakuan atas upayanya di luar lapangan.
Berbicara pada upacara penghargaan, Mané mengatakan tentang kegiatan amalnya: “Kadang-kadang saya agak malu membicarakannya, tapi saya sangat senang melakukan apa yang saya bisa untuk orang-orang kami dan membuat, mungkin, segalanya menjadi lebih baik.”
Datang pada upacara Ballon d’Or, itu adalah malam yang baik bagi Mané. Dua penghargaan diterimanya, Penghargaan Socrates dan Penghargaan Pemain Pria di dunia, meski menempati posisi kedua.
Mane, manusia… pesepakbola luar biasa..!
(adm/mir)
Baca juga :