Sejarah Panjang Olahraga Panahan Indonesia

Sejarah Panjang Olahraga Panahan Indonesia - iMSPORT.TV

iMSPORT.TV – Tonggak sejarah medali Indonesia di kancah Olimpiade, dimulai di Seoul 1988. Ketika itu, Indonesia untuk pertama kali berhasil meraih medali di pesta olahraga terbesar dunia tersebut.

Cabang olahraga panahan, menjadi cabor pertama peraih medali untuk Indonesia di Olimpiade, lewat tiga Srikandi, Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani. Turun di nomor beregu putri, ketiganya sukses naik podium untuk mempersembahkan medali perak, sekaligus medali pertama buat Indonesia sejak keikutsertaan pertama kali di tahun 1952.

Panahan, merupakan cabang olahraga yang punya sejarah ang panjang. Awalnya Panahan adalah alat berburu dan cara mempertahankan hidup. Kini, panahan terdaftar sebagai cabang olahraga yang dilombakan di Olimpiade.

Tapi, Panahan tidak tiba-tiba menjadi olahraga yang dipertandingkan seperti sekarang ini. Olahraga ini mengalami perkembangan yang cukup menarik. Bagaimana sejarah olahra panahan? Simak di sini!

Panahan adalah kegiatan menggunakan busur panah untuk menembakkan anak panah. Bukti menunjukkan kalau panahan dimulai sejak 5.000 tahun lalu, digunakan dalam berburu yang akhirnya berkembang sebagai senjata dalam pertempuran. Akhir jadi olahraga ketepatan.

Kegiatan Panahan di Masa Lampau
Dari ragam buku dilukiskan kalau orang purba dulu, telah melakukan panahan, menggunakan busur dan panah untuk berburu dan mempertahankan hidup dari serangan bahaya binatang liar, sebagai alat untuk mencari makan, atau berburu dan senjata perang. Baru kemudian berperan sebagai olahraga baik sebagai rekreasi ataupun prestasi.

Sejarah Panjang Olahraga Panahan Indonesia

Bahkan dilukiskan bahwa lebih dari 100.000 tahun yang lalu suku Neanderathal, telah menggunakan busur dan panah. Sampai akhir tahun 1600 sesudah Masehi, busur dan panah menjadi senjata utama setiap negara dan bangsa untuk berperang. Sampai saat ini masih ada suku-suku bangsa yang mempergunakan busur dan panah dalam penghidupan sehari-hari mereka (suku Amazon, suku Veda di pedalaman Srilangka, suku-suku Negro di Afrika, suku-suku Irian di Irian Jaya, suku Dayak dan suku Kubu).

Dari catatan sejarah baru pada 676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Pada 1844 Inggris menyelenggarakan Kejuaraan Panahan Nasional pertama, di bawah nama GNAS (Grand National Archery Society).

Selanjutnya diikuti negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga.
Pada 1879, Amerika Serikat menggelar event serupa di Chicago, dan menjadi Kejuaraan Nasional Panahan pertama bagi AS.

Sejarah Panahan di Indonesia
Di Indonesia, Panahan saat ini tengah naik dau. Banyak sekolah negeri maupun swasta menjadikan panahan salah satu ekstra kulikuler di sekolah, bahkan klub-klub panahan berjamu di seluruh Indonesia.

Ini tentu ada alasanya, karena medali pertama yang berhasil diraih Indonesia di Olimpiade, lewat cabor panahan, di Olimpiade Seoul 1988. Nurfitriyana Saiman, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani, menjadi Tiga Srikandi, turun di nomor beregu putri, dan sukses naik podium untuk mempersembahkan medali perak pertama buat Indonesia, sejak keikutsertaan pertama kali di tahun 1952.

Sama seperti sejarah panahan di dunia, sejarah panahan di Indonesia pun tidak seorangpun yang bisa memastikan sejak kapan manusia di Indonesia menggunakan panahan dan busur dalam kehidupannya. Tapi, kalau melihat cerita-cerita wayang Purwa misalnya, jelas bahwa sejarah panah dan busur di Indonesia, telah cukup panjang.

Pertandingan Panahan di PON
Panahan telah dipertandingkan di era kebangunan Olahraga Nasional, yang dimulai saat PON I. Dalam sejarah PON, Panahan merupakan cabang yang selalu diperlombakan, walaupun secara resmi Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) baru terbentuk pada 12 Juli 1953 di Yogyakarta, atas prakarsa Sri Paku Alam VIII.

Setelah itu, pertandingan panahan perlu digelar secara rutin dan Kejuaraan Nasional pertama yang diperlombakan secara terorganisir, baru diselenggarakan pada 1959 di Surabaya.

Bergabung dengan FITA
Perkembangan selanjutnya, Sri Paku Alam VIII menjabat sebagai Ketua Umum Perpani hampir 20 tahun (1953 – 1977). Setelah Organisasi Induk Perpani terbentuk, segera ajukan menjadi anggota FITA (Federation Internationale de Tir A L’arc).

Indonesia diterima sebagai anggota FITA (1959) pada konggres di Oslo, Norwegia dan sejak saat itu Panahan di Indonesia maju pesat. Tahun-tahun pertama memang kegiatan Panahan hanya ada di beberapa kota di pulau Jawa saja. Tapi kini hampir di setiap penjuru tanah air, Panahan bertebaran klub-klub panahan.

Hal penting di seputar dunia Panahan Indonesia, antara lain:
Tahun 1959 : Kejuaraan Nasional I di Surabaya.
Tahun 1961 : Kejuaraan Nasional II di Yogyakarta.
Tahun 1962 : Kejuaraan Nasional III di Jakarta

Asian Games IV di Jakarta, regu Panahan Indonesia ada di tempat kedua di bawah Jepang.
Tahun 1963 : Kejuaraan Nasinal IV di Jakarta.
Genefo I Jakarta : regu Indonesia (Putera) menduduki tempat ke-4, Puterinya urutan dua.
Tahun 1964 : Lawatan tim Nasional ke RRC dan Phlipina.
Tahun 1965 : Kejuaraan Dunia di Vesteras, Swedia.
Tahun 1966 : Ganefo Asia I di Phnom Penh, Kamboja.

Selanjutnya, perkembangan dan prestasi Panahan Indonesia tidak mengecewakan. Perpani selalu berusaha dan berhasil mengikuti berbagai kejuaraan dunia. Juga di even olahraga Internasional, seperti Asian Games, SEA Games, Asian Meeting Championships, Asia Oceania Target Archery Championships, Perpani selalu ikut mengambil bagian.

Sejarah telah mencatat bahwa pada Olimpiade 1976 Montreal – Kanada, pemanah puteri Indonesia yaitu, Leane Suniar, berhasil berada di urutan Sembilan. Pada Olimpiade 1988 di Seoul – Korea Selatan, tim puteri Indoenesia berhasil ada di urutan kedua. Prestasi yang sangat membanggakan dan terus dikenang masyarakat Indonesia.

(adm/amr)

Baca :